Mohon tunggu...
Omar HakimMaulani
Omar HakimMaulani Mohon Tunggu... Wiraswasta - Cosmopolitan

Intelligence is the capacity to receive, decode and transmit information efficiently. Stupidity is blockage of this process at any point. Bigotry, ideologies etc. block the ability to receive; robotic reality-tunnels block the ability to decode or integrate new signals; censorship blocks transmission.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Bagaimana Saya Sembuh dari Diabetes Tipe II Tanpa Obat

10 Oktober 2022   16:31 Diperbarui: 10 Oktober 2022   18:11 5505
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Awal Masalah

Dua tahun terakhir ini, saya menekuni lari jarak jauh. Ini adalah hobi yang datangnya telat dan terjadi kebetulan. Saya bukan dan tidak pernah jadi pelari, banyak yang tidak percaya bahwa, di usia yang 55 tahun kini, saya masih bisa berlari sejauh 10 km di bawah 1 jam, rutin dua kali seminggu, kadang lari setengah maraton. Padahal, saya didiagnosa terkena Diabetes tipe II di usia 47 tahun, yaitu 8 tahun yang lalu. 

Tulisan ini adalah cerita saya, yang pernah sakit keras sebelum terdiagnosa diabetes, dan bagaimana saya berjuang mengendalikan diabetes dan menyelamatkan nyawa saya. Saya akan menulis pengalaman yang saya gunakan untuk menurunkan tingkat kadar gula puasa yang pernah mencapai 450mg/dL (paling tinggi saya) turun ke 120mg/dL (ukuran normal), semua ini berhubungan dengan olah raga lari dan tanpa obat sama sekali. Tetapi, ini adalah pengalaman saya, mungkin bisa menjadi pelajaran, walau belum tentu cocok untuk orang lain.

Sebelum usia 47 tahun, saya seorang perokok sedang dan jarang olahraga, walau begitu saya tampak sehat. Berat badan saya mulai naik dari 70 kg menjadi 86 kg, susah mengendalikan kencing, kurang enerji, suasana hati yang mudah berubah, kulit kering dan bersisik, kaki yang sering semutan dan ujung jempol kaki yang kebas, ditambah belikat bahu kiri yang rasanya seperti renggang dan lumayan sakitmya, semua menunjukkan gejala penyakit berat. Saya pergi periksa ke dokter dan ia mendiagnosa gejala-gejala ini akibat tingginya HbA1c di tingkat 13, kadar gula darah puasa di 450, dan itu menunjukkan saya menderita Diabetes Tipe II dan memerlukan penanganan lebh lanjut.

Diabetes tipe II bukan penyakit baru di keluarga kami. Ayah dan ibu saya terkena Diabetes Tipe II juga. Ayah adalah orang Dayak Banjar, ibu adalah orang Jawa, dua daerah yang makanannya serba manis. Kebanyakan orang tidak paham bahwa diabetes bisa membunuh. Ia bukan penyakit akut, melainkan kronik. Ia tidak menunjukkan tanda-tanda bahaya seketika, melainkan membiarkan gula di tubuh kita meningkat pelan-pelan dan tidak bisa dikembalikan ke semula, dalam beberapa kasus, meracuni tubuh kita. 

Diabetes adalah penyakit vaskular. Dia akan menjadi penyakit tisu/organ. Bila tidak dikendalikan, dia akan merusak beberapa bagian tubuh, di mana bila sudah komplikasi maka akan membunuh penderitanya. Biasanya, diabetes akan melumpuhkan badan kita dengan ragamnya. Kebutaan, sakit jantung, hilang anggota tubuh, stroke atau meningkatnya kemungkinan terkena kanker sebelum kita mati bila kadar gula kita tidak di bawah kendali. Bukan artinya sebagian atau semua penyakit yang barusan disebut tidak akan terjadi, tetapi kemungkinannya kecil bila kadar gula kita di bawah kendali dengan baik.

Pengobatan itu ada batasnya, biarpun obat-obatan adalah keharusan, ia memberi beban berat terhadap hati dan ginjal di badan kita. Organ hati harus mencerna obat-obatan agar ginjal dapat menyaringnya. Ini menyebabkan stres pada tubuh dan dapat menyebabkan kerusakan hati dan kegagalan ginjal. Tetapi, tanpa pengobatan, sistem organ tubuh yang lain bisa gagal juga, mungkin lebih cepat. Bagaimana cara menyeimbangkannya yang seorang penderita harus membicarakan dengan dokternya. 

Dalam hal ini, saya mengambil resiko untuk melakukan penelitian sendiri, yaitu dengan mulai melakukan cek kadar gula sendiri setiap kali saya melakukan kegiatan atau makan atau minum yang masuk ke dalam tubuh saya. Saya akan mencatatnya dan melakukan analisis apa saja kegiatan, makan atau minum yang membantu menurunkan kadar gula, atau kalaupun meningkat tidak signifikan. Dalam sehari, bisa beberapa kali cek darah. Keputusan ini menyebabkan saya harus memutuskan tidak mengonsumsi obat-obatan (menyangkut diabetes) karena saya ingin tahu dengan jelas apa saja kegiatan yang menurunkan gula darah tanpa bantuan obat-obatan.

Walau begitu, bagi yang ingin mencoba strategi saya, ada baiknya tetap menjalankan pengobatan yang sudah ada. Setiap pengobatan pasti ada alasannya. Dokter anda akan memberi resep obat-obatan yang cocok untuk anda, dan sudah pasti lebih baik dari obat-obatan umum. Obat-obatan umum kelihatannya lebih cocok untuk penderita diabetes yang masih di perbatasan. Mungkin, sambil berobat sambil memantau apakah strategi ini dapat membantu mengurangi ketergantungan terhadap obat-obatan yang sudah diresepkan dokter. Pelan-pelan berusaha mengurangi kadar gula darah dan juga ketergantungan terhadap obat-obatan. Mempunyai alat dan mengetahui cara membaca kadar gula adalah keharusan untuk mengetahui perkembangan kondisi tubuh kita dalam hal ini.

Saya memutuskan untuk membantu tubuh saya menjadi sehat. Menjadi sehat dan menjaganya menjadi perjuangan seumur hidup saya sejak saat itu. Saya mulai tertib berkegiatan dan memperhatikan apa saja yang dikonsumsi. Saya berketetapan hati untuk berhenti merokok, tidak bangun sampai malam (begadang), mengurangi makanan kemasan, meninggalkan minuman kemasan/botol yang bergula sama sekali, dan memperhatikan waktu dan lama tidur. 

Saya membaca buku dan tulisan-tulisan menyangkut kesehatan terutama cara-cara menurunkan kadar gula darah. Saya sinergikan semua informasi ini dan saya rancang strategi-strategi untuk mencapai tujuan saya. Tidak ada satu strategi yang bisa berjalan sendiri sebagai solusi, melainkan strategi-strategi yang dijadikan satu menjadi 4 langkah yang harus dijalankan bersamaan. Semua langkah sama pentingnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun