Dibuat Oleh Siti Mutoharoh
Nim : 1222010183
Mata Kuliah : Sekolah Islam Terpadu
Dosen Pengampu Prof. Dr. H. Ahmad Rusdian. Drs. MM.
Pengertian dikemukakan oleh Ornstein & Hunkins, yang mengartikan "pengembangan kurikulum sebagai sesuatu yang mencakup berbagai proses (teknis, humanistik, artistik) dan memungkinkan sekolah dan pihak-pihak yang ada di dalam sekolah menyadari tujuan pendidikan". Kurikukum sebagai suatu rencana tampaknya juga sejalan dengan rumusan kurikulum menurut undang-undang Pendidikan kita yang dijadikan Sebago acuan penyelenggaraan sistem pendididikan.
Yang dimaksud desain adalah rancangan, pola, atau model. Mendesain kurikulum berarti Menyusun rancangan atau Menyusun model kurikulum sesuai dengan misi dan visi sekolah. Tugas dan peran seorang deainer kurikulum, sama seperti seorang arsitek. Sebelum menentukan bahand an cara mengkontruksi bangunan terlebih dahulu seorang arsitek harus merancang model bangunan yang akan dibangun. Saylor, Alexander, dan Lewis (1981) membagi desain kurikulum menjadi kurikulum subject Mtter disiplin, kompetensi yang bersifat spesifik atau kurikulum teknologi, kurikulum sebagai proses, kurikulum sebagai fungsi sosial, dan kurikulum berdasarkan minat individu.
William M.Saylor bersama Alexander J. Alexander dan Arthur J. Lewis memperkenalkan model pengembangan kurikulum rasional. Teori ini sering dijadikan landasan dalam pengembangan desain kurikulum, termasuk pembuatan silabus. Â Model ini didasarkan pada kebutuhan masyarakat, termasuk pengalaman belajar siswa dan hasil belajar yang diharapkan.
Prinsip-prinsip utama model Thaler dalam desain kurikulum: Fokus pada tujuan pendidikan: Model ini menekankan bahwa pendidikan harus ditujukan untuk mencapai tujuan umum dan tujuan khusus yang saya lakukan. Tujuan tersebut ditetapkan berdasarkan kebutuhan masyarakat, lembaga pendidikan, dan individu siswa.
 Empat komponen utama kurikulum :
- Maksud dan sasaran pendidikan : Menentukan kompetensi yang perlu dicapai peserta didik sesuai dengan kebutuhannya.
- SM Memilih dan mengatur pengalaman belajar: Memilih kegiatan pembelajaran yang relevan, bermakna, dan dapat meningkatkan keterampilan siswa sesuai tujuannya.
- Organisasi Kurikulum: Menyelenggarakan pengalaman belajar secara logis dan berkesinambungan untuk memudahkan tercapainya tujuan pembelajaran.
- Evaluasi Hasil (Evaluation): Mengevaluasi hasil kurikulum berdasarkan pencapaian tujuan yang  ditentukan.
 Langkah-langkah perancangan kurikulum berdasarkan teori Thaler: Analisis kebutuhan: Mengidentifikasi kebutuhan masyarakat, peserta didik, dan lembaga pendidikan sebagai dasar penentuan isi kurikulum.
- Mengembangkan Tujuan: Menetapkan tujuan umum dan khusus yang mencerminkan kompetensi inti yang harus dimiliki siswa.
- Pemilihan Isi: Pemilihan materi pembelajaran yang relevan sesuai  kebutuhan dan tujuan yang ditentukan.
- Tentukan metode pengajaran: Rancang strategi pembelajaran yang efektif untuk mencapai tujuan Anda, termasuk diskusi, simulasi, dan pembelajaran berbasis proyek.
- Atur pengalaman belajar Anda: Atur pengalaman belajar Anda secara terstruktur berdasarkan topik, kesulitan, atau urutan logis.
- Penilaian dan Penilaian: Mengembangkan alat penilaian untuk mengukur seberapa baik siswa mencapai tujuan yang  ditentukan.
Keunggulan Desain Silabus Menurut Saylor: Berorientasi pada kebutuhan peserta didik dan masyarakat, Fleksibel dan dapat diadaptasi untuk berbagai konteks pembelajaran, Menekankan evaluasi sebagai bagian penting dari pengembangan kurikulum.