Mohon tunggu...
Mutiara Sholihah Gamas
Mutiara Sholihah Gamas Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Airlangga

Seorang mahasiswa yang sedang menempuh pendidikan S1 di Program Studi S1 Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Airlangga

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Masalah Kesehatan Jiwa: Bagaimana Pengaruh Stres Terhadap Masa Remaja?

29 Juni 2022   23:01 Diperbarui: 29 Juni 2022   23:51 114
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Penulis adalah mahasiswa fakultas ekonomi dan bisnis, Universitas Airlangga angkatan 2021

Masalah kesehatan jiwa memiliki cangkupan pembahasan yang sangat luas, mulai dari yang ringan, sedang, bahkan berat. Masalah kejiwaan yang sering kita jumpai dalam kehidupan sehari hari adalah stres. Stres tidak hanya dialami oleh orang dewasa, namun juga dialami oleh remaja dan anak-anak.

Berdasarkan riset kesehatan dasar yang telah dilakukan oleh Kementerian Kesehatan 2014, menyatakan bahwa terdapat 19 juta pasien yang mengalami gangguan jiwa ringan dan sekitar satu juta jiwa pasien yang mengalami gangguan jiwa berat di Indonesia.

Menurut survei yang dilakukan oleh American Psychological Association (APA), menyatakan bahwa saat ini, remaja lebih mudah terkena stres karena kebiasaan hidupnya sama seperti orang dewasa. Dalam survei ini juga menunjukkan bahwa terdapat kemungkinan jika stres pada remaja akan mengalami peningkatan daripada orang dewasa.

Masa remaja adalah perubahan dari masa kanak-kanak menuju dewasa awal. Masa remaja dapat dibilang sebagai masa yang berat karena pada masa tersebut remaja belum memiliki emosi yang stabil, sehingga mereka cenderung untuk membangkang terhadap suatu hal yang tidak disukai, serta mereka mengalami luapan perasaan.

Stres yang dialami oleh remaja dapat berasal dari berbagai hal, salah satunya adalah masalah kehidupan sosial, seperti percintaan, pertemanan, hubungan keluarga, bahkan permasalahan yang terjadi di sekolah. Hal-hal tersebut dapat memicu terjadinya stres ringan pada remaja. Namun, jika hal tersebut terus dibiarkan, akan menyebabkan stres besar atau depresi.

Stres juga diakibatkan oleh trauma semasa kecil yang pernah dialami oleh remaja, seperti mengalami pelecehan fisik ataupun verbal, perceraian orang tua, atau kehilangan orang tua. Selain itu, remaja yang sering berpikiran negatif atau overthinking juga dapat memicu terjadinya stres.

Sehingga, mereka menjadi kehilangan semangat dan motivasi untuk melakukan kegiatan sehari-hari mereka. hal tersebut juga membuat remaja menjadi lebih suka mengurung dirinya sendiri di dalam kamar untuk kurun waktu yang lama dan kehilangan hasrat terhadap suatu hal yang disukai.

Stres juga menyebabkan remaja menjadi sering merasa sedih, pesimis, gelisah, tidak peduli terhadap hal sekitar bahkan dirinya sendiri. Hal-hal tersebut dapat membuat mereka menjadi susah tidur, pelupa, dan susah fokus. Bahkan dapat menyebabkan kecenderungan untuk melakukan hal-hal yang negatif, seperti melukai diri sendiri atau berkeinginan untuk bunuh diri.

Oleh karena itu, orang tua atau orang terdekat memiliki peran yang penting bagi remaja agar dapat membantu mereka melewati masa-masa sulit, seperti

  • Mempelajari dan memahami stres

Saat ini, tingkat pemahaman tentang kesehatan jiwa di Indonesia masihlah rendah. Hal ini dapat dilihat bahwa terdapat 91% masyarakat Indonesia yang mengabaikan atau memilih untuk tidak menangani masalah kejiawaan mereka dan hanya 9% yang menangani masalah kejiwaan yang dialami. Hal ini diakibatkan karena pandangan negatif orang-orang terhadap individu yang memiliki masalah kejiwaan. Hal ini juga menyebabkan remaja menjadi kurang terbuka dan peka terhadap orang sekitarnya.  

  • Melakukan komunikasi

Ketika kita merasa terdapat transisi pada perilaku dan perasaan remaja, kita dapat mengajak remaja untuk berbicara sejenak atau mengobrol santai agar dapat mengerti permasalahan yang sedang dialami oleh remaja. Hal ini dapat membantu remaja untuk mengatakan suatu hal yang mengganjal di hatinya dan mereka dapat menjadi lebih terbuka kepada orang sekitar.

  • Membantu ketika mengalami waktu yang sulit

Kita dapat membantu remaja, ketika mereka mengalami waktu yang sulit, seperti memberikan mereka saran atau masukan ketika mereka bingung untuk menghadapi masalah yang sedang mereka alami. Hal ini dapat membantu remaja untuk menyadari bahwa dia tidak sendirian di dunia ini.

  • Berkonsultasi kepada psikiater

Saat ini banyak remaja yang justru ingin pergi ke psikiater untuk memeriksa kondisi kesehatan jiwa mereka. Namun, mereka takut kepada orang tuanya sehingga memilih untuk mengabaikan stres mereka dibanding pergi ke psikiater. Hal ini justru dapat menyebabkan stres remaja semakin meningkat dari sebelumnya. Padahal dengan pergi ke psikiater dapat membantu mereka untuk mengetahui cara mengatasi stres yang sedang mereka alami.

Terdapat beberapa pencegahan yang dapat dilakukan untuk menghindari stres yang dialami oleh remaja, yaitu dengan menjaga hubungan yang positif, baik hubungan pertemanan atau keluarga, selalu berpikir positif, melakukan gaya hidup yang sehat, seperti berolahraga, dan aktif dalam melakukan kegiatan-kegiatan sehari-hari baik di sekolah atau di lingkungan sosial.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun