Mohon tunggu...
Nurul Mutiara R A
Nurul Mutiara R A Mohon Tunggu... Freelancer - Manajemen FEB UNY dan seorang Blogger di www.naramutiara.com

Seorang Perempuan penyuka kopi dan Blogger di http://www.naramutiara.com/

Selanjutnya

Tutup

Gadget Pilihan

Tak Terbatas bersama Tri, Mari Produktif dan #KalahkanJarak

15 Juli 2020   23:11 Diperbarui: 15 Juli 2020   23:14 195
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Andaikan Dilan hidup di masa kini, maka kerinduan berat yang ia bawa akan berakhir pada sebuah video call bersama Sang Kekasih, Milea"

Jarak pada beberapa dekade silam menjadi sebuah penghalang bagi tiap orang untuk bertemu. Jangankan melihat antarmuka, mendapatkan  secuil informasi mengenai keluarga nun jauh disana saja rasanya susah minta ampun. Aku jadi ingat cerita orangtua dulu yang menggunakan perantara surat hanya untuk mengecap rindu dengan keluarga. 

Kata ibu, teriakan pak pos di luar rumah kala itu, bisa membuat hati berseri-seri. Demi mendapatkan kabar, surat menjadi cara paling mungkin digunakan sebagai perantara penghilang rindu.

Sumber gambar : Suara.com
Sumber gambar : Suara.com

Yah, pantas saja Dilan mengatakan rindu itu berat. Lha wong untuk menyampaikan pesan saja harus melalui cara yang cukup menguras waktu. Gak ada ponsel, gak ada whatsapp, gak ada internet, gak ada media sosial dan gak ada internet untuk menunjang kehidupan. Aku sendiri jadi merasakan bagaimana orang zaman dulu harus bersosialisasi dan bertindak produktif. Mereka mengandalkan media seadanya.

Saat ini seharusnya kita semua bersyukur. Masa-masa berat seperti Dilan telah berakhir. Andaikata Dilan hidup di zaman kiwari, mungkin ia sudah video call berlarut-larut dengan Milea untuk melepas rindu---yang katanya berat. Tapi, ah sudahlah, berhenti menghayal tentang kisah romantis karya Pidi Baiq. Mari kita mulai kisah baru para pejuang produktif dengan #kalahkanJarak.

Semenjak pandemi Korona merebak, setiap orang lebih banyak menghabiskan waktu di dalam rumah. Entah itu bekerja, sekolah bahkan ibadah sekalipun. Perangkat perang semacam laptop, smartphone dan kuota internet menjadi hal utama yang harus siap tiap hari. Mereka yang biasa bekerja di kantor, harus rela menggunakan aplikasi untuk meeting via virtual saat akan bertemu.

Demi mengurangi risiko penularan Korona, aktivitas-aktivitas virtual seperti itu menjadi makanan pokok sehari-sehari selama 4 bulanan ini. Apakah mereka pernah merasa bosan? Tentu saja. Ungkapan netizen mengenai kejenuhan mereka selama di rumah tak pernah sepi berseliweran di beranda media sosial.

Meski begitu, pada sisi yang lain, pandemi  Korona juga melahirkan kegiatan-kegiatan baru yang produktif dan menghasilkan cuan lho. Aku sering melihat teman-teman mulai suka menanam, memasak, berkreasi lewat kerajinan, menulis dan kegiatan produktif lainnya.

Bagi kamu yang aktif di media sosial pasti sering menemukan seminar berbasis online muncul begitu sering di beranda. Penyelenggaranya pun berasal dari berbagai lembaga mulai dari tingkat daerah hingga kementerian. Dan yang pasti, tema yang disampaikan bernilai edukasi sehingga tak boleh dilewatkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun