Bayangan krisis 1998 masih membekas dalam ingatan. Ya, ia menjadi semacam goresan luka yang dirasakan oleh tiap orang. Saat itu saya masih berusia sangat muda, namun sudah cukup paham mengenai carut marut yang terjadi meski tak detail. Dimulai dari banyaknya perusahaan yang gulung tikar, di-PHKnya ribuan pekerja, anjloknya nilai rupiah atas dolar, tingginya harga kebutuhan pokok hingga bergantinya era menjadi reformasi.
Benar!! Setiap sektor pun tak bisa lepas dari jeratan luka tersebut. Mulai dari pemerintah, perusahaan negeri/swasta hingga masyarakat biasa. Saya masih ingat bagaimana tetangga saya menangis ketika tahu bahwa suaminya terkena PHK. Saya juga masih ingat gambar-gambar di koran berisi ribuan mahasiswa yang menggelar aksi di atap gedung Senayan berwarna hijau itu.
Semua itu imbas dari ganasnya badai finansial yang pernah menggerogoti sistem keuangan negeri ini. Sungguh, jangan sampai itu terulang kembali! Karena untuk menyembuhkannya butuh waktu yang tak sebentar. Ibarat dirimu jatuh cinta lalu dipatahkan, perlu waktu yang lama untuk bisa meluruskan perasaanmu kembali.
Tak terasa saat ini kita telah menjejak ke tahun 2019. Dua puluh tahun lebih masa-masa perih itu terlewati. Saat ini kita telah bergerak maju, berusaha mengukir catatan baru untuk kestabilan perekonomian Indonesia melalui Stabilitas Sistem Keuangan (SSK).
KSSK terdiri dari Menteri Keuangan sebagai koordinator, Bank Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan dan Lembaga Penjamin Simpanan sebagai anggotanya. Adanya forum ini sedikit banyak telah membantu meningkatkan efektivitas pencegahan dan penanganan krisis sistem keuangan melalui kebijakan-kebijakan yang dibuat.
Ya, beberapa kebijakan seperti fiskal, moneter, makroprudensial, dan mikroprudensial menjadi tanggungjawab dan wewenang masing-masing lembaga. Dengan demikian, dibutuhkan sinergi keempatnya untuk mencapai efektivitas optimal.
Tidak sayang. Menjaga Stabilitas Sistem Keuangan merupakan tugas kita semua, seluruh warga negara Indonesia. Layaknya sebuah keluarga kecil, jika salah satu anggota terkena sakit, maka semuanya ikut merasakan sedih dan berusaha mencari solusi kesembuhan bersama-sama.
Kita secara individu adalah anggota keluarga tersebut yang tergabung dalam satu negara bernama Indonesia. Tentu, kita pun memiliki tugas untuk menjaga Stabilitas Sistem Keuangan sesuai kemampuan kita, sekecil apapun itu.