Bicara tentang bahagia tidak terlepas dengan hati. Ya bahagia itu letaknya adalah di hati, seperti sepenggal kisah di bawah ini:
"Pada suatu hari tersebutlah seorang Kyai yang sangat terkenal kehebatannya mengobati berbagai macam penyakit. Seorang anak muda dilanda masalah yang dianggapnya sangat besar dan rumit. Karena begitu beratnya, pemuda tersebut merasa tak sanggup lagi menjalani hidupnya. Ia berhenti bekerja dan terjatuh sakit.
Pada suatu hari sang pemuda berkunjung ke pesantren dan menemui sang Kyai."Ya Buya aku tak sanggup lagi menjalani hidup ini, masalahku sangat besar, aku terjatuh sakit, dan tak punya  harapan lagi. Aku mohon Buya mengobati penyakitku dan memecahkan masalahku", keluh si pemuda. Lantas, sang Kyai tak  menjawab keluh kesahnya dengan sepatah katapun. Dengan ligat sang Kyai mengambil segelas air putih dan memasukkan dua sendok makan garam ke dalam  air tersebut. Si pemuda mengamati sang Kyai dan berharap ramuan itu mampu menyembuhkan penyakitnya dan menuntaskan masalahnya. "Silahkan minum dan jangan lupa menyebut lafadz Allah sebelum meneguknya", perintah sang Kyai.
"Bagaimana rasanya dan perasaanmu?", rasanya sangat asin Buya dan perasaanku tak ada perubahan. Penyakitku tetap begitu dan masalahku tak berkurang", jawab Pemuda itu. Kemudian sang Kyai mengajaknya menuju sebuah danau yang sangat luas. Pemuda sangat berharap pengobatan yang kedua ini manjur dan berkhasiat. Sang Kyai memasukkan dua sendok garam ke dalam danau dan menyuruh si pemuda untuk meminum air danau. "Bagimana rasanya dan perasaaanmu anak muda?", tanya sang Kyai. Rasanya sangat segar Buya, namun perasaanku masih tidak berubah dan masalahku masih sangat besar. "Coba letakkan tanganmu diatas dadamu, pejamkan matamu, tarik dan hembuskan nafasmu perlahan-lahan serta hilangkan seluruh masalah dari hatimu seraya menyebut nama Allah, bagaimana rasanya?", tanya sang Kyai. "Rasanya damai dan tentram Buya", jawab si pemuda.
"Hai anak muda permasalahmu bukan besar tapi hatimu yang kurang besar. Jika hatimu seluas danau dan masalah itu seperti  garam, maka takkan pernah ada masalah yang besar. Jangan pernah katakan masalahmu sangat besar kepada Allah, sebaliknya katakanlah wahai masalah Allah itu maha besar. Jangan pernah minta kepada Allah untuk memperkecil masalahmu tapi mintalah kepada-Nya agar engkau lebih kuat menerima masalahmu. Pulanglah anak muda lepaskan semua masalahmu serahkan kepada Allah dan berikhtiar setiap hari",, perintah sang Kyai.
Kisah ini menggambarkan kepada kita bahwasanya tak ada masalah yang besar tapi hati kita yang kurang besar ketika menerima masalah dari Allah. "manusia jika minum air laut, maka akan semakin haus". Manusia tak akan pernah puas dengan apa di dunia ini. Untuk menjadi bahagia kita harus mampu memanajemen hati kita karena harta, tahta, dan wanita bukanlah sumber kebahagian abadi. Menerima masalah seperti danau yang luas diceritakan melalui kisah diatas.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI