Mohon tunggu...
Mutia AH
Mutia AH Mohon Tunggu... Administrasi - Penikmat Fiksi

Menulis dan Bercerita Kemudian Menemukan Makna

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Cerpen: Kenangan tentang Mbok Eyang

16 Mei 2021   23:28 Diperbarui: 18 Mei 2021   22:16 545
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi Eyang. (sumber: pixabay.com/Free-Photos)

Aku berbalik memandang halaman sambil membayangkan tempat ini masih menjadi rumah Eyang. Suasana masih teramat sepi di jam setengah dua malam seperti ini. Malam terasa tenang dan tentram. Udara berhembus pelan, tidak terlalu dingin juga tidak terlalu panas. Hening. 

"Tiada riuh penduduk bumi di malam mulia. Malam seribu bulan yang dinantikan setiap jiwa. Semua bersujud memohon ridha Ilahi," bisik hatiku.
Aku duduk di tangga masuk Masjid, menikmati semilir angin malam. Setelah beberapa saat aku bangkit. 

"Ya, Allah, mungkinkan malam ini malam lailatul qadar? Wallahualam. Hanya Engkaulah pemilik rahasia," bisikku dalam hati. 

Aku bergegas ke tempat wudhu wanita untuk membersihkan diri. Setelah selesai aku bertolak ke tempat salat wanita. 

Setengah jam lebih waktu berlalu. Aku bergegas merapikan mukena dan memasukannya ke dalam tas. Seperti hujan salju, hatiku terasa sejuk dan damai. 

Dengan ringan, aku keluar Masjid. Nampak Mas Pras berdiri dengan bersandar di mobil. Aku tersenyum dan berjalan ke arahnya. 

"Lanjut?" tanya Mas Pras. Aku mengangguk dan tersenyum. Sebelum masuk mobil, aku berhenti sejenak memandang ke rumah besar di seberang Masjid. 

"Mas, besok kita ke sana. Itu rumah, Mbak Yanti, anaknya Pak De Salim," kataku. 

"Siap!" jawab Mas Pras sambil mengacungkan jempol. Beberapa saat kemudian mobil keluar area Masjid dan kembali melaju di jalanan. Masih sekitar setengah jam lagi, aku baru akan sampai di desa sebelah. Desa tempatku dilahirkan. Juga tempat rumah ibuku dan makam Mbok Eyang berada. 

"(yaitu) orang yang berinfak, baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang lain. Dan Allah mencintai orang yang berbuat kebaikan." (QS Ali Imran: 134).

"InsyaAllah, kamu termasuk yang dicintai Allah,Yen" ucap Mas Pras kembali mengusik lamunanku. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun