Mohon tunggu...
Mutia AH
Mutia AH Mohon Tunggu... Lainnya - Penikmat Fiksi

Menulis yang ringan dan positif

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Tetangga Baru

9 Mei 2021   05:35 Diperbarui: 9 Mei 2021   06:49 131
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar dari Pixabay

Tanpa penjelasan apapun, kami sekeluarga mengerti maksud kehadirannya. Apa lagi kalau bukan menyuruh kami pindah atau tidak mengganggu tetangga sebelah.

Seperti yang kami duga, lelaki itu memang meminta kami untuk pindah. Ayah selaku pemimpin kami, melakukan negosiasi alot dengan perwakilan dari tetangga sebelah itu. Namun, akhirnya ia mengijinkan  kami tetap tinggal dengan persyaratan tidak akan menemui mereka lagi. Tentu saja kami pun mengajukan syarat yang serupa, mereka tidak memancing kehadiran kami dengan melakukan sesuatu yang sangat kami sukai. Semakin bersih hati dan kehidupan mereka, kami pun enggan untuk mendekati.

"Hidup berdampingan tetapi masing-masing dalam setiap urusan. Anggap mereka tak ada dan begitu juga sebaliknya."

Kembali ibu mengingatkan tentang peraturan itu, setelah lelaki berpeci putih tadi kembali ke dunia asalnya. Dunia manusia.

Mutia AH
RuJi, 2019

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun