Mohon tunggu...
Mutia AH
Mutia AH Mohon Tunggu... Lainnya - Penikmat Fiksi

Menulis yang ringan dan positif

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Catatan Ibu Muda: Pentingnya Edukasi Pra Persalinan

22 Januari 2021   08:09 Diperbarui: 22 Januari 2021   08:13 283
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Proses persalinan anak pertama saya cukup luar biasa. Ngeri. Begitu respon orang setelah saya ceritakan. Bukan untuk menakut-nakuti tetapi semoga dengan cerita ini tidak terjadi hal seperti yang saya alami.

Usia saya 29 tahun saat melahirkan anak pertama. Cukup dewasa jika umur menjadi tolak ukur. Namun kurangnya edukasi dan pengalaman membuat kejadian ini cukup disayangkan. Terlepas hal itu adalah takdir yang harus dijalani.

Saya periksa kandungan sejak dinyatakan positif hingga usia kandungan delapan bulan di RS yang sama. Dengan memanfaatkan asuransi dari Perusahaan tempat suami bekerja. Dilakukan rontgen, pemberian vitamin setiap kali pemeriksaan. Hingga memasuki Bulan ke delapan, saya dan suami pun bertanya.

"Dok, persalinan nanti bisa normal kan?"

"Ya, tergantung nanti pemeriksaan terakhir. Pinggul sempit atau tidak, posisi bayi seperti apa? Jika tidak memungkinkan normal ya sesar." Enteng jawaban Dokter waktu itu. Entah karena terbiasa atau apa, menyebut kata sesar Dokter terkesan biasa saja. Berbeda dengan kami yang awam. Mendengar kata sesar, itu sangat menyeramkan. Karena takut, kami memutuskan pindah tempat pemeriksaan di bulan ke sembilan. Atas saran banyak teman kami memilih untuk melahirkan dengan bidan.

Prediksi dokter dan bidan biasanya memang berbeda dalam menentukan hari kelahiran. Namun hingga lewat masa perkiraan bidan dan dokter, belum ada tanda-tanda apa pun. Akhirnya tepat di hari jumat sore tanggal 21 September kami pergi ke bidan untuk kedua kalinya.

Saat diperiksa, bidan bertanya pada kami. "Sudah tahu tanda-tanda mau melahirkan?" Serempak, kami menjawab tidak tahu. Detik itu baru terpikir betapa kami teledor, tidak pernah bertanya dan mencari tahu seperti apa tanda-tanda akan melahirkan.

"Kapan prediksi dokter?"
"Sudah lewat, prediksi tanggal 10 jawab kami."

"Baiklah dilihat dulu ya?" Kata bidan waktu itu. Setelah menjelaskan bahaya dan risiko bayi dan masalah lain jika bayi melebihi masa perkiraan, terlebih waktu itu kandungan saya sudah lebih dari 42 Minggu.

Setelah diperiksa ternyata saya sudah mengalami pembukaan satu. Kemudian, bidan menawarkan kepada kami untuk diberi obat perangsang guna mempercepat proses persalinan. Belakangan kami baru tahu kalau itu namanya induksi. Tanpa bertanya resiko, apa yang dirasakan, kami mengiyakan saja.

Setelah diberi obat yang dimasukan ke dalam jalan lahir, kami disuruh pulang untuk menunggu sampai pembukaan selesai. Kami pun menurut dan langsung pulang waktu itu. Karena pembukaan satu sampai pembukaan selesai biasanya masih lama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun