Mohon tunggu...
Mutia AH
Mutia AH Mohon Tunggu... Lainnya - Penikmat Fiksi

Menulis yang ringan dan positif

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Kenangan, Diary Rahasia, Cinta, dan Persahabatan

14 Januari 2021   05:20 Diperbarui: 14 Januari 2021   05:41 713
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dear Diary

Aku datang seperti pecundang. Membawa rindu, kenangan juga penyesalan. Tentang kita yang pernah berseteru. Dulu.

Tentu kau masih ingat bukan saat lembar biru curhatan masa SMP robek kemudian dibakar. Ketika itu tinta hitam yang tercurah di dadamu luber di tangan kakak sepupu. Alih-alih meminta maaf ia justru mentertawakan kepedihan yang aku tuliskan. Bukan kesalahanmu tapi kau yang menjadi sasaran.

Namun, aku yang miskin suara tak bisa mengungkapkan segala yang berkecamuk di dada. Hanya padamu hati dan kepalaku bicara. Tentang resah, amarah, suka, duka juga kisah keseharian meniti harapan tuk meraih sejumput impian. Sial, lagi-lagi semua terbongkar. Segelmu kembali rusak oleh dia yang kusebut sahabat. Menjadi kisah baru. Cinta yang datang malu-malu menjadi patah seribu. Kata hatiku terungkap padanya yang buatku tersipu sepanjang menyebut namanya. Bukan cinta bertepuk sebelah tetapi cinta beda kasta menjadi penengah. Ah, cerita masa SMA menjadi cerita cinta paling mengenaskan hingga kini aku hanya mampu mengenang kepedihan cinta pertama. Mengenaskan.

Sejak itu aku putuskan tak lagi menghias dadamu dengan cerita picisan. Biarlah semua menjadi rahasia.

Lucunya, kini aku datang lagi. Rasanya ingin bernostalgia. Mengenang bagaimana kita dulu lekat seperti perangko dan surat. Sejak acara 'Surat Biru' mengudara yang dipandu Hendy dan Sita di radio kesayangan kita. Itulah saat-saat pertama aku tahu arti buku diary. Tempat berbagi cerita dan segala rahasia. Sayangnya aku tak menemukan cara bagaimana menjaganya tetap rahasia. Hingga kemudian penyesalan dan kau yang disalahkan.

"Diary, maafkan aku." Mungkin lain waktu aku kembali datang. Bukan sebagai pecundang tetapi berbagi inspirasi kehidupan. Biar tak menyesal jika semua tahu bagaimana cerita hidupku. Bukan untuk ditertawakan atau pujian. Hanya berharap ada hikmah di balik segala peristiwa.

Aku dengan rindu

Ruji, 14 Januari 2021

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun