saat marah janganlah berpuisi
akan muntah kata-kata makian berdiksi
menjadi subhat
antara laknat dan nikmat
ah! terkadang memang keduanya serupa
seperti penjilat dan peja***
Upsh!Â
"jangan masukan kosa kata hinaan!" ujar kebencian, mengingatkan
"maaf aku khilaf," jawab orasi, melempem sendiri
"ia tampaknya lupa diri
setelah duduk di kursi depan
beberapa tahun ke belakang pernah berjanji," bisik Lantang sedikit tertahan
"Janji apa?" Â tanya Jawab tak mengerti
"Tuh kan, malah lupa!"
ah, sudahlah
lanjutkan cerita yang tamat
menjadi sekuel kisah yang berbeda
biar percakapan ini menjadi ironi
gaduh tanpa gemuruh
dalam puisi basi
Ruji, 07 Januari 2020
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!