Mohon tunggu...
Mutia AH
Mutia AH Mohon Tunggu... Lainnya - Penikmat Fiksi

Menulis yang ringan dan positif

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Ironi

7 Januari 2021   22:32 Diperbarui: 7 Januari 2021   22:37 128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ironi

saat marah janganlah berpuisi
akan muntah kata-kata makian berdiksi
menjadi subhat
antara laknat dan nikmat

ah! terkadang memang keduanya serupa
seperti penjilat dan peja***

Upsh! 

"jangan masukan kosa kata hinaan!" ujar kebencian, mengingatkan

"maaf aku khilaf," jawab orasi, melempem sendiri

"ia tampaknya lupa diri
setelah duduk di kursi depan
beberapa tahun ke belakang pernah berjanji," bisik Lantang sedikit tertahan

"Janji apa?"  tanya Jawab tak mengerti

"Tuh kan, malah lupa!"

ah, sudahlah
lanjutkan cerita yang tamat
menjadi sekuel kisah yang berbeda

biar percakapan ini menjadi ironi
gaduh tanpa gemuruh
dalam puisi basi


Ruji, 07 Januari 2020

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun