Mohon tunggu...
Mutia AH
Mutia AH Mohon Tunggu... Administrasi - Penikmat Fiksi

Menulis dan Bercerita Kemudian Menemukan Makna

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Hujan

6 Januari 2021   00:44 Diperbarui: 6 Januari 2021   00:47 200
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hujan

hujan turun deras
halte penuh, orang berteduh
seorang anak berlari mendekati kerumunan
kemudian mengantarkan seorang pemuda ke cafe seberang jalan

"hujan itu berkah," ucap anak itu, saat menerima upah dari sang pemuda yang tengah tersenyum mengenang mantan.

"Sial!" umpat seorang bapak yang berteduh di emperan kafe. Sambil nelangsa menatap dagangan cendolnya. membuat anak itu berlari, kembali mencari rezeki di bawah hujan sore ini.

Tiiiiin!
Klakson mobil van hitam melengking saat sang Anak menyeberang sembarang
membuat sang pengemudi muntah sumpah serapah, teringat banjir menggenangi rumah semalam

"Alhamdulillah," bisik hati sang Anak mendapat diri selamat hampir tertabrak

Ah, hujan
di jalan ibukota
ragam makna
menguliti jiwa-jiwa manusia

Gambar Pixabay

Ruji, 06 Januari 2021

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun