Mohon tunggu...
Mutia AH
Mutia AH Mohon Tunggu... Lainnya - Penikmat Fiksi

Menulis yang ringan dan positif

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Lapar

21 Desember 2020   06:14 Diperbarui: 21 Desember 2020   07:08 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar Pixabay edit by Canva

Lapar

seharian, bahkan lebih lama sedikit
penaku garing
tak bergerak hanya sesekali miring tertiup angin
bukan tak ingin tetapi masa seakan tak memberiku jeda tuk bermain

benar, ini buatku lapar
lapar asupan gizi untuk otak dan hati

karena menulis membuatku harus membaca
karena membaca membuatku ingin menulis

Ihh!
sepertinya aku terlalu mengada-ada
tak ada hubungannya lapar dengan membaca
Ehh, kata siapa?
sebab saat lapar hilang konsentrasi membaca
saat mau makan pun harus membaca doa

jadi maaf saya mau makan dulu saja
sebab lapar membuatku ngelantur bicara
ternyata begini rasanya lapar dan dahaga
pantaslah banyak manusia
buta dan gila
tersebab lapar kuasa
menjadi penguasa
sikat segalanya
uang rakyat diembat juga

begitulah saat lapar telah meRaja

Ruji, 21 Desember 2020

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun