Setelah selongsong busa ini kopong
tiada lagi yang tersembunyi di sebaliknya
hanya segaris jahitan
pertanda ia pernah ada
dadaku kini rata
bagai tanah bekas bangunan rumah
roboh
diterpa badai entah kemana
tampilan tak lagi erotis
meski tak berkebaya
kita tampak tak berbeda
selain kulit lembut dan wajah manis sebagai pembeda
aku seperti pohon pisang
setelah kehilangan buah setandan
kenapa tak ditebang?
tak mungkin pula berbuah untuk yang kedua
Ah, sudahlah!
takdir telah bicara kuasa
aku tidak sedang nelangsa
atas kehilangan identitas khas
hanya ingin bertanya
Apakah aku masih wanitamu?
Ruji, 30 November 2020
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!