Mohon tunggu...
Mutia AH
Mutia AH Mohon Tunggu... Lainnya - Penikmat Fiksi

Menulis yang ringan dan positif

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Guru

26 November 2020   13:52 Diperbarui: 26 November 2020   13:55 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi latar: colorado.edu, (edited)

Guru
Teringat saat tanganmu meremas jariku, menuntun, membimbing, menunjukkan, pada garis-garis lurus melengkung kemudian melingkar. Hingga kemudian aku dapat membuat garis-garis sendiri.

Tak hanya itu engkau jua, memperlihatkan gambaran nyata dalam tindak, tanduk dan tata. Hingga kemudian aku memilih, memilah tuk mengikuti dan membuat lukisan sendiri.

Setelah itu kau melepas, bebaskan aku untuk ingat atau lupa. Tak mengharap aku kembali menekuri jejak-jejak yang pernah dilewati.

Hingga jalan terbuka untuk meraih bintang dan menyimpannya dalam dada. Namun namamu tetap tersemat tanpa tanda.

Ruji, 26 Nopember 2020

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun