Mohon tunggu...
Mutia AH
Mutia AH Mohon Tunggu... Lainnya - Penikmat Fiksi

Menulis yang ringan dan positif

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi | Penari Bertopeng

27 Februari 2020   10:19 Diperbarui: 27 Februari 2020   10:25 163
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Mungkin terlalu mengada-ada
perasaan yang lahir seketika
Saat bidadari meliuk-liuk di atas panggung
Cantik, energik, penuh pesona

Gemerlap hiasan menempel di ujung gaun
Hasilkan pantulan cahaya
Menyilaukan mata tanpa pelindung
luar biasa

Sebentar kemudian, lampu pun padam
pertunjukan telah usai
Meninggalkan riuh tepuk tangan
dalam gelap

Di belakang layar
keindahan berjatuhan
Melekat pada tapak kaki penari saat melintasi perjalanan

Meninggalkan rekap jejak sajak penyair bayaran
Membuka satu demi satu lapisan topeng kepalsuan
Layar kembali terkembang
Drama kehidupan menjadi pundi-pundi bernilai dolar

Bekasi, 27 Februari 2020

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun