Mohon tunggu...
Mutiah  parmono
Mutiah parmono Mohon Tunggu... Lainnya - Peserta KKN_DR UINSU

Mahasiswa Ilmu KOmunikasi Universitas Islam Negeri Sumatera Utara

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Fenomena Manusia Memandang Covid-19

15 Agustus 2020   00:49 Diperbarui: 15 Agustus 2020   00:55 95
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Masyarakat memandang Covid-19  ini sangat menyeram kan dan menresahkan masyarakat karna dampak penyakit yang metertular dan mewabah ke beberapa negara. Pandemi  virus Corona atau Covid -19 merupakan ujian kemanusian. Virus ini mulanya muncul dari Wuhan China, dan menyebar ke berbagai negara di kawasan Eropa,Amerika,Asia, termasuk Indonesia  Kini , para tenaga medis dan ahli obat-obatan disuruh dunia sedang berjuang keras untuk menemukan solusi, pencegahan, dan penghentian penyakit baru itu. 

Termasuk kaum agamawan juga tiada henti memohon kepada Tuhan agar ujian berat ini segera berakhir. Sejak Mewabahnya Pandemi Virus Corona diseluruh Dunia dan telah diberi nama Corona Virus 19 /(Covid-19) oleh organisasi kesehatan Internasional (WHO) menelan korban jutaan jiwa yang bermula di Wuhan dan merambah penyebarannya hampir kurang lebih 203 Negara di dunia, selain dampak Negatif Global Terjadi namun dibalik semuanya memiliki Nilai Positif. 

Pada Sektor ekonomi, politik , sosial , keamanan, Pemerintahan dan sebagainya dibuat Resah. Serangan Virus Corona yang membabi buta tidak memandang culture , status , sosial , agresinya. Antipasi pun dilaksanakan oleh seluruh Dunia yang di mulai dari penerapan psyical Distancing, Sosial Distancing, dan Protokol Kesehatan. 

Larangan berkumpul dan mengatur jarak komunikasi yang di terapkan Pemeritah Memiliki Nilai Positif bagi masyarakat, Hal tersebut bila kita katakan Jujur" PEMERINTAH SAYANG TERHADAP MASYARAKAT " namun dibalik itu semua yang artinya tidak mengindahkan Arahan dan Anjuran Pemerintah sehingga banyak dari kita terpapar dan terinfeksi virus corona. Penerapan Protokol kesehatan yang di kumandangkan oleh pemerintahan adalah wujud asli sebenarnya disaat terjadi bencana non alam, mulai Pemakaian Masker, Cuci tangan dengan Hand santilizer, Jaga jarak, penyemprotan Disinfektan, pemakaian Alat Pelindung Diri (APD) Semuanya dilakukan tiada lain untuk kebaikan seluruh. 

Manusia yang menjadi Domain dan objek paparan infeksi dan penularan wabah merenggut korban jiwa dan sangat mudah penularannya, efek sosial yang terjadi begitu banyak yang kita lihat baik informasi yang kita dapat melalui televisi, Media sosial, dan dilingkungan sekitar. Anjuran Pemerintah untuk berdiam diri dirumah, Lock Down, Isolasi diri atau karantina memilki nilai dan cara positif untuk memutus penyebaran Covid19, karena saat ini kita belum mengetahui kapan Pandemi Covid 19 ini akan berakhir, bahkan seluruh dunia berlomba-lomba mencari terobosan formula vaksin virus corona. 

Disaat masyarakat, secara pribadi maupun Sosial di haruskan berdiam diri dirumah, menjaga kesehatan diri dan keluarga, pada sisi pandangan spiritual rohanian memiliki nilai positif , Kita belajar mengkaji diri, mengkaji alam sekitar, maupun Berdoa dihadapan Tuhan sang pencipta  (ikhsan) adalahsatu prilaku tindakan intropeksi dan Merestart segala aktivitas selama ini kita jalankan.

Penulis: Mutiah (Mahasisawa Ilmu Komunikasi Perserta KKN-DR UINSU 2020 )

DPL: Masganti Sitorus.M.Ag.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun