Berlangsungnya pembelajaran daring membuat siswa belajar dengan kurang maksimal, bahkan melupakan materi di kelas sebelumnya. Sedangkan pada saat ini terdapat beberapa sekolah yang melaksanakan blended learning yang menggabungkan antara daring dan luring. Salah satu sekolah yang mulai melakukan blended learning yaitu SDN 3 Cikande yang berada di Kecamatan Saguling, Kabupaten Bandung Barat.Â
Dalam metode blended learning pembelajaran luring dilakukan seminggu dua kali dan dilakukan di luar sekolah seperti masjid, rumah guru, ataupun rumah siswa. Sedangkan pembelajaran daring berupa group whatsapp untuk membagikan informasi seputar pembelajaran.
Saat pembelajaran luring dilakukan siswa merasa bosan karena hanya mendengarkan guru dan menulis apa yang guru katakan. Akibatnya siswa akhirnya mengobrol dengan teman ataupun mengganggu temannya. Kadang kali pembelajaran yang membosankan dapat berpengaruh pada kurangnya kemampuan anak dalam memahami materi.Â
Sebagian anak Sekolah Dasar masih merupakan usia anak yang ingin bersenang-senang, begitu pula dengan siswa di SDN 3 Cikande. Maka dari itu pembelajaran bisa dilakukan dengan bermain tapi serius. Seperti konsep belajar Ki Hadjar Dewantara, yaitu belajar sambil bermain yang melahirkan kegembiraan. Hal tersebut bisa dilakukan dengan melakukan pembelajaran disertai media pembelajaran agar pembelajaran lebih menyenangkan.
Kertas bisa menjadi salah satu media yang dapat mendukung terciptanya kegembiraan siswa saat melaksanakan pembelajaran. Bisa itu kertas hvs ataupun kertas origami. Beberapa ide yang sudah dipraktikkan SDN 3 Cikande tepatnya di kelas 3B adalah membuat nama-nama bulan, membuat postcard, dan mengenal bangun datar.Â
Hal tersebut diuji cobakan selama kegiatan Kampus Mengajar berlangsung yaitu sejak Maret sampai dengan Juni 2021. Siswa kelas 3B masih belum bisa menyebutkan nama-nama bulan, oleh karena itu dibuatlah tulisan nama-nama bulan dengan tulisan warna warni dan disusun dari awal sampai akhir lalu diacak, kemudian siswa diajak untuk menyusun urutannya dengan benar.Â
Dengan cara begitu siswa mudah memahami materi yang disampaikan karena mereka ikut andil dalam prosesnya serta merasa gembira walaupun pada awalnya merasa malu.
Materi selanjutnya yaitu mengirimkan postcard kepada teman. Saat hanya ditunjukkan seperti apa bentuk postcard, mereka tidak mengerti dan kurang tertarik. Maka siswa diberi contoh membuat postcard kemudian mereka membuat sendiri untuk teman yang lain ataupun guru seakan-akan postcard itu akan dikirimkan kepada penerimanya. Siswa sangat senang karena bisa berkreasi sesuka mereka.