Mangunan --- Suasana tenang dan asri di Padukuhan Cempluk, Kalurahan Mangunan, Kapanewon Dlingo, Bantul, kini terusik oleh kehadiran kawanan monyet liar. Dalam beberapa bulan terakhir, warga kerap mendapati hasil pertanian mereka rusak akibat ulah sekelompok monyet yang turun dari hutan sekitar perbukitan.
Tanaman yang menjadi incaran cukup beragam. Mulai dari singkong, kacang tanah, pepaya, pisang, hingga mangga. Umbi dicabut sebelum panen, buah-buahan digigit dan dibiarkan berserakan di tanah. Kejadian ini tak lagi tergolong insiden langka. Beberapa warga menyebut, hampir setiap minggu bahkan dalam beberapa kasus, setiap hari mereka melihat monyet-monyet itu datang dan merusak tanaman.
"Pernah saya datang ke kebun pagi-pagi, ada lima ekor monyet sedang duduk di batang pohon pepaya, satu lagi mencabut singkong. Langsung saya usir, tapi dua hari kemudian datang lagi. Begitu terus," ujar Bu Sum.
Monyet-monyet tersebut tidak hanya menyambangi ladang atau kebun yang jauh dari rumah, tetapi juga berkeliaran di halaman depan dan belakang rumah warga yang ditanami tanaman seperti pisang dan singkong. Meski tidak sampai masuk ke dalam rumah, kehadiran mereka tetap membuat warga merasa tidak nyaman dan khawatir.
Upaya demi upaya telah dilakukan. Warga mencoba mengusir kawanan monyet dengan memasang orang-orangan sawah, menyalakan petasan, bahkan menggunakan cara lain seperti menyebar aroma menyengat yang dipercaya tidak disukai hewan liar. Sayangnya, usaha tersebut belum juga membuahkan hasil. Monyet tetap datang dan seolah sudah tidak takut lagi dengan gangguan dari manusia.
Kerugian pun tak terhindarkan. Beberapa petani mengaku mengalami kehilangan hasil panen dalam jumlah besar, apalagi jika monyet datang dalam jumlah banyak. Selain berdampak pada ekonomi, serangan monyet ini juga menimbulkan tekanan psikologis bagi warga, karena mereka harus selalu waspada setiap kali meninggalkan tanaman tanpa penjagaan.
Pihak Kelurahan Mangunan telah menerima laporan dari sejumlah warga terkait masalah ini. Saat ini sedang dilakukan koordinasi dengan pihak-pihak terkait, termasuk Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) DIY dan Dinas Pertanian Kabupaten Bantul, untuk mencari solusi yang ramah lingkungan sekaligus melindungi hak hidup warga sebagai petani.
Lurah Mangunan, menyampaikan bahwa fenomena ini bukan hal baru, tetapi intensitasnya kini meningkat secara signifikan.
"Kami memahami keresahan warga. Ini menyangkut ekonomi keluarga dan kenyamanan tinggal. Kami sedang cari solusi bersama, karena monyet ini termasuk satwa liar yang dilindungi," jelasnya.