Mohon tunggu...
Muthia  Arahmah
Muthia Arahmah Mohon Tunggu... Editor - Thuwailibul ilmi

Penyair Religi

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi | Bisu

23 Februari 2020   07:19 Diperbarui: 23 Februari 2020   07:22 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Gemilang wajah terdiam
Permain kata hanya pepatah
Ruas rindu sudah meredam
Rintik hujan kehilangan arah

Berlama-lama dengan angin nestapa
Semboyan membawa duka lara
Jiwa hati berangan kaya
Lelah hati bercengkerama

Terlelap rindu beriak angin
Hanya rimbun hinggap dijendela
Berlelah hati hanya didiamkan
Luka rindu sudah tidak berharga

Berdiam diri tinggalah kisah
Nyanyian rindu terasa hambar
Kokohkan ruang terlihat mudah
Muara hati hanya mendesah

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun