Mohon tunggu...
Musfiq Fadhil
Musfiq Fadhil Mohon Tunggu... Tenaga Kesehatan - Abdul Hamma

Lulusan Ilmu Kesehatan Masyarakat - Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Selanjutnya

Tutup

Puisi Artikel Utama

Kata Katak

5 Januari 2022   03:51 Diperbarui: 5 Januari 2022   22:00 924
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar: unsplash.com/samuel giacomelli

Kata Katak

Mataku besar dan tajam
Pandangku jelas meski cahaya terbatas
Tapi aku sadar terkaman ular buas bisa kapan saja luput dari pandanganku

Lidahku panjang dan lincah
Kugunakan untuk bernyanyi riang kala hujan
Tak pernah untuk membicarakan keburukan orang

Kakiku pegas, keras, dan luwes
Melompat ke semua tempat yang kuinginkan
Tidak berdiam diri rebahan seharian

Kulitku coklat licin berkilat
Bikin jijik geli yang melihat
Tapi aku tak minder dan hidupku tetap bersemangat
***

Katak yang Murung

Selepas keluar dari tempurung
Ia justru murung begitu tahu
Kampung yang dulu rindang
sekarang terik gersang
Sawah dan genangan yang dulu
Ia huni kini telah berganti menjadi
pabrik-pabrik bertenaga ibu-ibu
Teman-teman main pun hilang
entah mati atau bermigrasi
Ia lama tercenung
Ia kembali terkurung
***

Cinta Pangeran Kodok

Tidak apa-apa, sayang
Belah saja dadaku jangan ragu
Kuberikan jantungku
Kuserahkan hatiku
Segenap raga dan jiwaku
untuk dirimu, sayangku
Aku rela mati berkali-kali
Demi suatu saat nanti
Cita-citamu terpenuhi

***

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun