Mohon tunggu...
Musfiq Fadhil
Musfiq Fadhil Mohon Tunggu... Tenaga Kesehatan - Abdul Hamma

Lulusan Ilmu Kesehatan Masyarakat - Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

Fatmi Sunarya (Bukan) Pujangga

17 Desember 2020   05:35 Diperbarui: 17 Desember 2020   07:21 353
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tangkap Layar Puisi FS di Kompasiana

Sudah kukatakan, aku bukan pujangga
Ah, kau tak percaya. 

Intro dulu

Edisi tiga. Setelah kita sudah berhasil menelanjangi Syahrul Chelsky dan LFA, mari kita beralih membahas karya dari Fatmi Sunarya.

Siapa Fatmi Sunarya? Entah. Saya pun tidak mengenalinya. Tetapi berdasarkan investigasi, diketahui Fatmi Sunarya (FS) merupakan manusia berbentuk Emak-emak yang sering nongkrong di situs Kompasiana.

Fatmi Sunarya seorang yang aktif menulis puisi. Sudah ratusan judul puisi ia tulis. Bahkan puisi-puisi miliknya hampir tiap hari nangkring di halaman nilai tertinggi situs ini. Hm.. pasti beliau tokoh yang populer, penggemarnya banyak.

Oleh sebab itu kita musti berhati-hati dalam membahas beliau. Selain karena beliau emak-emak (dimana sifat emak-emak biasanya oversensitif), kita perlu berhati-hati sebab jika salah, bisa-bisa kita bakal kena keroyok penggemarnya yang banyak itu.

Namun seperti dalam dua pembahasan sebelumnya, kita harus tetap objektif dalam menilai suatu puisi dan penulisnya. Manis atau pahit hasilnya harus kita terima. Baiklah, mari kita mulai.

Fatmi Sunarya dan Prinsip Seorang Penulis

Kata-kata yang Ingin Aku Katakan

Usah peduli berserak aksara
Semua bukan tentangmu, tentangnya atau tentang mereka
Hanya permainan kata
Yang ditulis seorang bukan pujangga

Tak ada kata indah yang berkelindan
Yang ada hanya aksara sederhana tercurahkan
Sudah kukatakan, aku bukan pujangga
Ah, kau tak percaya

Menyemai segala rasa
Berharap tumbuh benih makna
Walau tak ada artinya
Dia tumbuh tegak di jiwa

Biarkan kata-kata mengembara
Di jalan yang merdeka
Tentang misteri kehidupan
Hanya dengan Tuhan tak kusembunyikan

Tarantam, tarantam , senandung kesunyian
Kata-kata mulai berkeliaran

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun