Mohon tunggu...
Musfiq Fadhil
Musfiq Fadhil Mohon Tunggu... Tenaga Kesehatan - Abdul Hamma

Lulusan Ilmu Kesehatan Masyarakat - Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Mengupas Puisi "Tamu" Karya Syahrul Chelsky

25 November 2020   22:49 Diperbarui: 25 November 2020   23:02 671
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tangkapan layar kompasiana

Tetapi kayaknya terlalu jauh, mungkin Syahrul Chelsky hanya ingin menggambarkan "Aku" sedang flu, tapi rumahnya bising oleh suara sekumpulan kucing yang berantem mau kawin.

Dari kebisingan itu, "Aku" sangat terganggu sampai "Aku" berharap suara kucing itu hilang dan menginginkan untuk mendengarkan radio yang mengalunkan lagu lama dan suara merdu penyiar favoritnya.

Dalam bait kedua, mulai digambarkan kasih sayang seorang ibu kepada anaknya yang sedang sakit. "Aku" merasa beruntung punya ibu yang sangat cinta, mau membuatkan susu, membacakan doa, pokoknya ibunya perhatian luarbiasa. 

Namun ketika membaca baris: karena cinta itu buta; saya berpikir alasan apa yang melandasi "aku" mengungkapkan kalimat itu?

Bukankah ungkapan "cinta itu buta" biasanya digunakan sebagai ungkapan untuk seseorang yang cinta kepada orang yang lebih jelek? Misalnya seperti ini: Cinta itu buta! Sri mencintai Heri, padahal Heri mukanya jelek sekali. 

Saya jadi penasaran, menduga-duga bahwa "aku" sedang minder kepada ibunya, entah karena keterbatasan fisik atau yang lainnya sehingga "aku" mengungkapkan kalau Ibunya itu "Cinta buta". Sebuah kalimat yang jarang sekali dipakai seorang anak untuk menggambarkan cinta seorang ibu kepada dirinya.

Sedangkan dalam Bait ketiga, kita mendapatkan informasi bahwa "aku" dalam puisi tersebut berusia remaja. Bisa dilihat dari "aku" yang ternyata masih berjerawat, sepertinya "aku" berumur antara kelas 6 SD sampai SMP.

Kemudian dalam Bait keempat, masih menggambarkan tentang kasih sayang seorang ibu kepada anaknya. Dan tambahan baris-baris: aku hanya ingin tahu tuhan apa kabar; sepertinya ia mulai mengabaikanku karena aku hamba yang cerewet; menunjukkan "aku" punya keinginan yang belum terkabul. 

Kira-kira apa keinginan "aku" ya?

Dalam bait kelima, menggambarkan "aku" yang masih sakit, bosan rebahan kemudian duduk untuk menunggu kedatangan tamu yang sangat ia harapkan. 

Dugaan saya, harapan "aku" untuk didatangi tamu itulah keinginan yang tak kunjung dikabulkan sampai "aku" merasa tuhan semakin menjauhinya. O.. begitu. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun