Mohon tunggu...
Musfiq Fadhil
Musfiq Fadhil Mohon Tunggu... Tenaga Kesehatan - Abdul Hamma

Lulusan Ilmu Kesehatan Masyarakat - Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Negeri Para Pengisap Jempol

18 September 2020   05:22 Diperbarui: 18 September 2020   05:34 194
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jika Tuan dan Puan hendak menyusuri galaksi bima sakti
Cobalah menjelajah jauh ke pojokan sebelah kiri
Di sana, Tuan dan Puan akan menemukan sebuah negeri
Negeri yang kokoh berdiri tanpa kaki

Wajah negeri itu tidak kebagian sinar matahari
Ekor-ekor gulita menempel erat sepanjang hari
Negeri itu tidak punya gunung, laut ataupun kali
Yang ada hanya hamparan kerikil yang dihujani daki berkali-kali

Itulah negeri dimana para pengisap jempol berkumpul
Bibir dan lidah mereka kapalan setebal bendul
Bergayutan pada jempol bagaikan bandul
Saat mengisap, pantat mereka bisa sampai ngebul

Bagi mereka jempol adalah sumber kehidupan
Tiap isapan adalah kenikmatan
Padahal, sari-sari jempol itu terbuat dari aneka rupa bualan dan kebencian
Perlahan mengantarkan kematian tapi mereka tetap kecanduan

Di negeri itu tiada hari tanpa aksi kibul
Tiada hari pula tanpa aksi cabul dan saling pukul
Para pengisap jempol enggan untuk berpikir pakai otak yang makin tumpul.
Pun gengsi, tak mau berpikir sekalipun menggunakan dengkul.

Mumpung, negeri itu masih kokoh berdiri
Maka, jika Tuan dan Puan hendak menyusuri galaksi bima sakti
Mampirlah ke sana dan sempatkan untuk mengamati
Karena mungkin sebentar lagi, negeri itu akan segera mati.

September, 2020

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun