Usai percakapan itu, saya bayar itu si Mijon dan berlalu meninggalkan Mbak Kasir yang entah kenapa blush on di pipinya semakin merah dari sebelumnya.
Dari Mbak Kasir itu, saya jadi mengingat bahwa dompet yang saya pakai ini memang sering sekali dulu dipakai oleh ibu-ibu saat belanja di pasar, menaruh dompet ini di kutang. Â Saya jadi sadar memang tak layak kalau saya sebagai laki-laki memakainya dompet ini. Hehe.
Dari kejadian itu jugalah yang menjadikan alasan saya untuk tertarik menuliskan tentang kebiasaan yang mulai ditinggalkan ini.
Alasan Wanita Tua Menyelipkan Dompet di Sela Kutang.
Gara-gara ini, Otak saya jadi mikir terus seperti anak SD yang punya PR belum dikerjakan.Â
Kenapa wanita (tua) jaman generasi dulu sampai bisa berpikiran dan melakukan kebiasaan unik ini ya? hehe.
Dan karena sampai saat ini saya belum nemu juga orang yang melakukan kebiasaan ini untuk saya tanyai alasan mereka. Jadi terpaksa saya analisis sendiri deh. Ada tiga alasan kenapa Ibu-ibu menyelipkan dompet di Sela Kutang.
Pertama, demi Keamanan.
Dengan menaruh dompet di dada, bagi copet maupun jambret yang akan mengambil duit dari Ibu-ibu ini akan semakin sulit. Pencopet yang hendak mengambil dompet ini saya rasa akan melakukan sebuah mission imposible, tindakan yang sudah pasti akan ketahuan oleh si pemilik dompet.Â
Bahkan pencopet terbaik di dunia pun saya kira tidak akan bisa mencopet dompet yang diselipkan di kutang. Belum apa-apa pasti sudah ketahuan dan langsung bakal digetok kepalanya oleh si Ibu-ibu.Â
Ini seperti fitur khusus ibu-ibu untuk menjaga keamanan dompetnya dari para pencuri. Mungkin ini sebabnya kalau wanita dikenal sebagai manusia yang lebih bisa menjaga keuangannya dibanding laki-laki.
Kedua, demi Kepraktisan
Kalau diperhatikan,
emak-emak yang memiliki kebiasaan menyelipkan dompet ini di dada, itu kebanyakan memakai pakaian kebaya dengan bawahan kain batik Jarik/tapih. Ada juga yang memakai daster panjang. Nah, kedua pakaian itu tidak memiliki saku untuk meletakkan dompet.