Mohon tunggu...
Mustiana
Mustiana Mohon Tunggu... Penerjemah - Penulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Penulis dan penyuka traveling

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Saat Ngebolang ke Papua Jadi Berita Terbaik Sepanjang Hayat

22 Juni 2019   18:24 Diperbarui: 22 Juni 2019   18:32 162
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Yee... akhirnya kita berangkat juga. Pagi itu saya sudah bersemangat sekali sampai akhirnya muntah-muntah karena kurang sarapan dan efek pengaruh minum obat anti malaria yang buat mual. Para personel semua dikumpulkan, setelah yel-yel (bukan saya yang yel2) wkwkw... kita melaju ke Paniai dengan waktu tempuh sekitar 6 jam. 

Saya mulanya duduk di sebelah anak UGM yang saya suka dari dia down to earth meski sebenarnya dia cukup keren dengan menjelajah banyak gunung. Tapi sampai di Siriwo saya dipindahkan ke mobil satunya karena saya tidak nyaman duduk bertiga begitu hehe.  Singgah di Siriwo kami makan siang dengan harga makanan sangat wow... semua di atas Rp 20 ribu. Memang baru terasa harga makanan di Papua mahal untung saya sudah dikasih uang saku jadi aman. 

Selama perjalanan, saya tuh cerewet tanya-tanya sama driver yang ternyata menjadikan mobil-mobil fortunernya sebagai angkot untuk masuk ke pedalaman. Fenomena unik ini yang saya jadikan berita. Dan ternyata..... 

Berita saya dinobatkan sebagai salah satu BEST INSPIRATION NEWS 2018 di kanal oto di media no 1 di Indonesia.Wah! bukan cuma itu, berita saya jadi viral sampai diambil sama infia dan sejenisnya, Banggaaa!! Pun berita saya di follow up sampai pihak Toyota pun angkat suara. Aku jadi syeneng. hehehe. 

Ternyata dari semua pengalaman mereka para driver saya menyimpan haru dan miris. Mereka yang rata-rata orang sulawesi itu harus mengantar para penumpang dengan ancaman yang begitu serius selama 6 jam. Mulai dari pemalakan, penodongan, perampokan sampai hilang nyawa. Sopir saya bahkan sudah berkali-kali parang dan pistol nempel di lehernya cuma karena uang. Jadinya uang hasil mereka mengantar pun jadi ke kantong para penjahat. Saya pun akhirnya dekat dengan para sopir ini. 

Saya tanya kenapa masih mau mempertahankan pekerjaan ini, mereka bilang pekerjaan ini yang hasilnya lumayan, dan mereka gak pernah bilang ke keluarga kalau mereka setiap hari harus was-was dan hampir hilang nyawa. Jadi masih mengeluh kalian merasa kurang beruntung? mikir lagi deh. Si driver yang saya lupa namanya ini pun baiq banget mengantar saya kemana aja. Sebuah pelayanan yang sungguh memuaskan 

Dia juga cerita dulu sebelum ada jalan Transpapua seperti sekarang ini, dia harus menempuh paniai berminggu-minggu membelah gunung dan laut sekarang cuma 6 jam. Jadi terima kasih kepada pakde Jokowi dan SBY hehehe. Pak sopir saya juga membawa mobilnya pun asik banget sampe saya kerjanya tidur terus karena saking nyamannya, padahal jalan yang dilalui juga banyak yang rusak. 

Setelah dari Siriwo, petugas yang mendampingi saya membisiki kalau ada air terjun di dekat sana. Awalnya tak ada rencana untuk mampir. Tapi saya minta untuk kita berhenti di sana untuk pengambilan gambar. Akhirnya semua berhenti dan senang bukan kepalang personel ekspedisi liat air terjun sebegitunya wkwkwkw..lagi-lagi power of journalist ya buuk... 

dokpri
dokpri
Sehabis mampir, kami kembali melewati jalan meliuk-liuk dan sempit, sehingga banyak yang jackpot tapi saya lesss aja di mobil pules sejadi-jadinya. Sebenarnya saya pengen di tunjukkin penambangan emas rakyat tapi karena saya tidur jadi ga jadi deh. Sampai saking sering tidurnya, saya sampai dicolek dan ditanya terus "kamu tidur ya ya?" wkwkwk. Saya jadi malu. 

Dari Siriwo kita singgah di Mapia, udara sejuk langsung terasa karena ini terletak di daratan tinggi. Anjing-anjing sudah berkeliaran dan membuat saya takut. Masuk ke sarang teroris sampai KKB sih oke giran ketemu anjing jiper. Itu saya! wkwkwk. 

Di setiap pemberhentian rombongan kami mengecil karena mereka ditugaskan di tempat tersebut. Ada mahasiswa dan petugas yang akan melakukan ekspedisi mencari potensi jenis penerangan apa yang paling pas untuk daerah tersebut. Ditambah gimana cara pasangnya gitu, jadi ini masih ekspedisi sejenis survei. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun