Mohon tunggu...
Mustiana
Mustiana Mohon Tunggu... Penerjemah - Penulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Penulis dan penyuka traveling

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Suka Duka Keliling Samosir Motoran Seharian

3 Juni 2019   18:58 Diperbarui: 3 Juni 2019   19:59 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saya amat bersyukur ketika kelimpahan kebaikan mengikuti saya terus menerus bahkan saya juga belum baik-baik amat. Jadi ceritanya saya kebingungan gimana caranya saya bisa jalan-jalan keliling Samosir. Pihak hotel menawarkan untuk menyewa mobil seharga Rp 700 ribu seharian, duh mahal! Saya tanya memungkinkan gak kalau sewa motor tapi dia bilang kalau naik motor tidak disediakan sopirnya. Di sini saya mengutuki diri saya yang ga bisa naek motor padahal sudah sekian belas tahun saya punya motor di rumah. Hmmpf. 

Lalu langkah saya dibimbing menuju sebuah warung kelontong di depan hotel. Saya iseng bertanya mengenai ketersediaan motor plus abangnya yang bisa mengantar saya keliling seharian. Ternyata suami si ibu menyanggupi mengantar saya. Inilah awal petualangan saya bersama pak sitorus. Kami berjanji esok hari untuk mulai petualangan kami sedari pagi setelah sebelumnya menentukan destinasi yang akan kami lalui. 

Hari berganti, sebelum berangkat pihak hotel bilang ada yang mencari saya, ternyata nahkoda kapal yang mengantar saya waktu itu, dia ternyata menseriusi permintaan saya menyewa motor berikut drivernya. Saya kaget karena dia sampai bela-belain ke hotel saya tapi sayang saya sudah berjanji kepada pak sitorus dengan harga Rp 300 ribu saja seharian keliling. Perjalanan dimulai, destinasi pertama ada Desa Ambarita, tepatnya Huta Siallagan tempat dahulu pelaku kejahatan dimusyawarahkan lalu pelakunya dipenggal. 

Saya masuk di area kecil ini, sayang saya tidak menggunakan guide dan pak Sitorus juga tidak paham benar dengan cerita di sini jadi informasi saya amat sedikit. Itupun saya curi dengar dari guide kelompok lain. Jadi ditunjukkan beberapa naskah kerajaan di sini. Jadi dulu di Samosir banyak berdiri kerajaan-kerajaan kecil, termasuk kerajaan Siallagan yang memberlakukan hukuman pancung bagi pezina atau perampok, setelah terlebih dahulu dimusyawarahkan dan dipasung. Ngeri juga. Tapi aura mistis di sini sudah banyak berkurang karena ramainya para pengunjung padahal segala meja pasung dan batu-batu persidangan masih otentik. 

Selepas dari sini saya dihadapkan dengan pilihan sulit, mau lihat sigale-gale apa mau meneruskan rute perjalanan yang sudah kita sepakati. Saya sebenarnya penasaran dengan sigale-gale yang dihidupkan manusia ini tapi apa daya, sang boneka mistis ini bermain jika ada permintaan banyak dari rombongan, kalau mau ntn sendiri ya ga bisa lah. Daripada mengejar yang enggak pasti, akhirnya saya memutuskan untuk mengikuti rute yang disepakati. Sebelum itu kami singgah sebentar di Tomok untuk membeli oleh-oleh. Kawasan Tomok merupakan kawasan turis dengan banyak hotel dan ATM, saya berkenalan dengan kakak kakak baik yang kasih saya diskon besar-besaran. Esoknya saya pun ke sini lagi untuk membeli beberapa oleh-oleh lagi dan dilepas dengan pelukan hangat dari mereka. Duh, senang sekali, gak nyangka bisa dapat saudara dimana-mana:) Padahal saya awalnya ketakutan setengah mati ketemu inang-inang dan tulang-tulang takut digalakin. 

dokpri
dokpri
Dari Tomok perjalanan dilanjutkan, dan pak Sitorus sudah semakin terbuka. Kami berbicara banyak hal, mulai dari keluarganya yang anak-anak sudah berperguruan tinggi tapi tak kunjung mendapat kerja makanya dia meminta bantuan untuk mencarikan anaknya pekerjaan lalu saya mengusulkan agar anaknya bisa menjadi guide di Toba ini karena saya lihat peluangnya menjanjikan namun dia menolak karena dianggap anaknya tidak tertarik padahal siapa lagi yang mau mendorong pariwisata ini kalau bukan orang lokalnya. Lalu soal pilihan politik, sampai cerita soal passion dia yang suka menulis. Saya pun sempat dibuat tercekat saat dirinya cerita soal cinta beda agama yang pernah dia lalui, tapi dia bilang dia berbesar hati untuk melepaskan karena itu tidak mungkin meski ada rasa yang tersisa saat mereka bertemu lagi di media sosial dengan si wanita yang berjilabab itu sudah hidup amat layak. Hiks saya juga pernah mengalaminya pak hehehe... 

dokpri
dokpri
Karena saking asiknya bercerita, motor kami melaju tak terlalu kencang dan saya amat menikmati segala ceritanya meski kadang suaranya tak terdengar wkwkw... 

Saya sempat berhenti juga untuk mengabadikan deretan perbukitan hijau nun jauh di sana, sungguh pemadangan surgawi yang begitu tenang. Cocok untuk siapapun yang ingin melarikan diri dari penatnya ibu kota. Enaknya dengan guide pribadi ini kita bisa tanya macam-macam sampai berhenti sesuka kita. Saya juga tertarik dengan banyaknya tugu yang bersaing bermegah-megahan. Tugu-tugu kubur itu merupakan milik marga tertentu, semakin marga tersebut hidup makmur maka semakin bagus pula tugu yang dibangun malah ada yang seperti pendopo dengan tiang menjulang mirip monas. ckckck... tak menyangka saya. 

Ada beberapa tempat yang membuat kami tersihir dan berhenti, misalnya di di air terjun yang aneh ada di pinggir jalan mirip seperti air terjun yang ada di lembah anai, padang. meski debit airnya sedikit namun tetap segar dan di situ ternyata menjadi tempat suci yang penuh dengan salib. Lalu saya berhenti lagi di satu pendopo yang terlantar tapi dari atas sini sungguh pemandangannya sangat indah. Sayang bapaknya ga bisa fotoin saya bagus wkwkwk.. 

Lanjut lagi ke kawasan perdesaan, kami berhenti di sebuah kedai kopi yang ternyata harus naik menanjak. Tapi Subhanallah pemadangannya bak di atas surga, saya pun menyeruput kopi sasetan tapi berasa starbucks sambil memandangi panorama langka ini. Ah... nikmat mana lagi yang kau dustakan. 

Dari sini, saya juga berhenti di sebuah danau yang dihadapkan dengan gunung yang amat tinggi saat menuju ke sana, bokong sudah terasa panas dan cuaca sudah tidak menentu. Ya, kami kehujanan. Tapi lucunya hujan itu seakan tahu kalau saya sedang traveling jadi dia turun hanya sebentar dan sedikit. Senangnya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun