Mohon tunggu...
Mustiana
Mustiana Mohon Tunggu... Penerjemah - Penulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Penulis dan penyuka traveling

Selanjutnya

Tutup

Trip

Padang Sayang, Bukan Padang Malang

27 Maret 2019   17:31 Diperbarui: 27 Maret 2019   17:56 24
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Padang.... suatu daerah yang sejak dulu saya ingin kunjungi. Saya memang tidak paham betul soal wisata daerah ini tapi saya amat mengerti betapa makanannya sungguh nikmat wkwkkw.

Bermodal bayang-bayang rendang maka saya yang berada di meja kasir saat promo Siriwjaya Big Bang beberapa waktu lalu, sepakat memilih padang sebagai perjalanan selanjutnya.

Harga yang saya dapatkan sungguh fantastis. Cuma Rp 400 ribu pulang-pergi. Jadi betapa girangnya hati ini hahahaha...Saya pun pamer ke teman-teman karna saya dapat harga yang murah gila-gilaan.


Setelah sekitar 3 bulan berlalu, teman SMA saya beserta temannya ikutan join trip saya dan si mama. Tentu saja dengan perbedaan harga yang mencolok sampe ke mata. wkwkwkw. Ya, mereka beli sekitar sejuta.

Jeng jeng... tibalah waktunya pergi ke Padang. Saya sudah mempersiapkan itinerary di kepala saya seperti biasa. Saya juga sudah kontek dengan teman saya yang berdiam di sana. Tujuannya cari informasi sebanyak2nya dan juga sopir untuk mengantar kami.

Setelah sudah ketemu dan disepakati dengan harga yang masuk di kantong maka kami pun putuskan memesan mobil yang siap mengantar ke seputaran Kota Padang dan Bukittinggi.

Rute pertama yang kami tempuh adalah Danau Singkarak, Istana Pagaruyuang, lalu ke Bukit Tinggi. Ini merupakan jalan yang dianggap memutar sih tapi pemandangan ciamik dan sejuk karena pegunungan. Sampai di bandara saya udah laper dan gak sabar banget nyicipin makanan padang.

Makanya kaki saya pun melangkah ke salah satu tempat makan di Bandara dan langsung tancap gas makan dendeng balado yang tampilannya cabai merahnya sudah sangat menggoda. Eits.... selera saya langsung sirna saat  gigi saya nyangkut di gigitan pertama karena keras banget itu daging.

Foto: dokpri
Foto: dokpri


Tapi karena laper akhirnya dipaksa lah dengan tenaga ekstra. Pahit makin menjadi saat ternyata harganya gak ramah banget di kantong untuk seporsi dendeng, nasi, sama es teh hampir 50 ribu. yah, sudah lah daripada disesali dibayar saja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun