Mohon tunggu...
Mustofa
Mustofa Mohon Tunggu... Buruh - Setiap kata ada makna

Pria

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kampusku Bukanlah Pencetak Koruptor

18 Maret 2012   23:18 Diperbarui: 25 Juni 2015   07:51 249
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Semua anggota tubuh akan merasa sakit jika satu bagian tubuh lainnya merasa sakit. Begitu juga dengan mahasiswa, pasti akan merasa hina jika kampus tempat mereka menuntut ilmu dikatakan sebagai pencetak koruptor. Padahal kita sebagai manusia yang dikaruniai akal oleh Tuhan, seharusnya bisa berfikir sebelum melontarkan pembicaraan.

Pikir saya, mungkin saat ini bercak hitam sedang melanda kampus Sekolah Tinggi Akuntansi Negara. Ya begitulah kondisi saat ini seperti sebuah majas dalam bahasa Indonesia "pars pro toto atau sebagian untuk keseluruhan". Sebagian yang kena kasus tetapi semuanya yang kena. Sehingga muncul opini acara pembubaran kampus, kampus pencetak koruptor, dsb. Padahal kalau ditelusuri, lebih banyak yang baiknya, yang memberi kontribusi positif bagi negara ini dibandingkan sesatnya. Selain itu, banyak juga para koruptor yang "TAK SENGAJA" terlahir dari kampus atau universitas lain. Mengapa hanya STAN yang jadi topik berkelanjutan?

Mungkin karena STAN adalah sekolah gratis yang dibiayai negara. Mungkin juga STAN dengan sistem pendidikan ketat, adanya drop out tiap semesternya bagi yang nilainya tidak memenuhi syarat. Sehingga ketika sebuah kebanggaan terhadap kampus tersebut ternoda, akhirnya segala macam hujatan tertuju untuk kampus itu. Tetapi apakah sampai separah itu? bahwa dikatakan sebagai kampus pencetak koruptor? SANGAT SALAH, Itu jawabannya.

STAN seperti kampus lain, orientasi umumnya adalah sama yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. Sedangkan orientasi khususnya mempersiapkan mereka yang telah memenuhi syarat untuk bekerja mengabdi bagi negara atau singkatnya menjadi PNS. Di kampus ini juga ada mata kuliah Agama, Etika PNS, Kapita Selekta Pengembangan Kepribadian, dll, yang semuanya itu mendidik agar kita nantinya bisa menjalankan amanah (tugas dan tanggung jawab) sebagai PNS dengan sebaik-baiknya. Di sela-sela mengajar tak lupa dosen untuk menyisipkan materi berkaitan dengan korupsi entah itu di materi hukum, pajak, audit, dsb.

Namun semua itu memang tidak menjadi patokan untuk orang tidak melakukan korupsi. Itu semua tergantung pada PRIBADI INDIVIDU masing-masing. Di mana, di lingkungan kita bekerja berbagai macam godaan pasti ada, lingkungan mungkin juga mendukung, ada kesempatan, sistem pengendalian yang belum ketat, dsb, sehingga jika kita tidak bisa mengendalikan diri ini, pasti akan ikut terjebak. Yang patut disalahkan adalah para koruptor tersebut. Sekali lagi itu tergantung pada pribadi individu dan kita tidak bisa menjudge kampus yang TIDAK SENGAJA melahirkan pribadi yang demikian, sebagai kampus pencetak koruptor. Itu merupakan salah besar dan ketidakadilan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun