Puisi ini lahir dari pertemuan tak terduga dengan seseorang yang pernah hadir dalam kehidupan penulis di masa lalu. Perasaan yang sempat tertidur kini terbangun kembali, membawa keraguan dan nostalgia yang membingungkan. Puisi ini menggambarkan perasaan penulis yang terperangkap di antara kenangan akan hubungan yang belum sepenuhnya terselesaikan dan kenyataan bahwa perasaan itu mungkin tidak pernah terbalas. Latar belakang puisi ini mencerminkan ketegangan batin antara keinginan untuk tetap berada dalam pertemuan itu, namun juga takut akan penolakan yang mungkin datang. Melalui hujan, malam yang gelap, dan ketegangan dalam diri, penulis menggali kedalaman perasaan yang tulus namun penuh keraguan, antara keinginan untuk membuka diri dan ketakutan akan kenyataan yang tidak sesuai harapan.
Berikut Puisinya:Â
BerbedaÂ
Waktu mempertemukan tanpa berbisik dahulu.Â
Seakan kejutan manis yang selalu ku impikan
Terkejut, membatin pada rintik hujan, kita pulang saja.
Ku dibawa takdir untuk mendengar kembali khas tuturnya yang sulit kulupa
Ku sembunyi pada gelap malam yang di bawa oleh hujan yang tidak begitu deras.Â
Seakan merestui perjumpaanku dengannya.
Aku begitu berpura-pura gelisahÂ