Mohon tunggu...
Ibnu Abdillah
Ibnu Abdillah Mohon Tunggu... Wiraswasta - ... kau tak mampu mempertahankan usiamu, kecuali amal, karya dan tulisanmu!

| pengangguran, yang sesekali nyambi kuli besi tua |

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Memang Hanya JK

23 Oktober 2019   13:06 Diperbarui: 31 Januari 2020   15:56 183
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tapi yang jelas, satu hal yang pasti, bahwa selain menjadi sosok yang "ahli kalkulator" alias ahli hitung-hitungan secara ekonomi dan pembiayaan, Pak JK adalah sosok pemimpin yang cinta ilmu pengetahuan. 

Tak berhenti belajar dan membaca buku. Dalam beberapa kesempatan, JK selalu menekankan pentingnya kedua hal tersebut.

Hal ini bisa dilihat dari beberapa hal. Pertama, bahwa untuk menjadi juru damai dan memiliki kemampuan negosiasi yang ulung, seseorang haruslah menjadi pembelajar sejati. Hal ini ditunjukkan JK ketika mendamaikan Aceh. 

Ia belajar dan membaca buku-buku tentang Aceh. Sejarah konflik dan munculnya GAM, para pelaku serta pemetaan geografisnya. Semuanya di pelajari melalui pembacaan terhadap teks yang terdapat dalam buku.

Bahkan tak hanya itu, JK mendalami sastra di Aceh dan menikmati lagu-lagu Ambon karena berbicara soal perdamaian bukan hanya berbicara negosiasi, tawar menawar, logika, dan rasionalisasi saja tapi juga berbicara rasa dan jiwa. Sulit untuk membuat obrolan yang nyambung dan searah jika seseorang tak memahami lawan bicaranya. Tak paham rasa, jiwa, budaya, dan karakter mereka saat duduk dalam satu meja.

Dari mana mendapatkan semua itu? Dari belajar, dari membaca buku!

Kedua, jika Pak JK memberikan anggaran tak terbatas kepada keluarganya, terutama cucu-cucunya untuk berbelanja buku, maka anggaran yang lebih tak terbatas lagi pasti diberlakukan untuknya. Sisi ini mungkin tak banyak yang mengulasnya karena JK tidak lahir dari dunia akademisi melainkan dari dunia bisnis.

Namun kita tak perlu meragukannya sebagai sosok pembelajar dan pembaca sejati. Itulah yang menjadi modal dari segala kebijakan dan kinerja yang dihasilkannya selama ini. Beberapa waktu lalu, JK masih membiasakan diri membaca 8 koran nasional meskipun akhirnya tergerus dengan adanya media sosial.

Sebagai politisi senior, guru dalam politik, sekaligus pengusaha yang disegani, JK memiliki keistimewaan tersendiri. Ilmu dan pengalamannya yang matang, memang membuatnya irit komentar soal perpolitikan, tapi JK selalu berhasil meloloskan dukungan-dukungan politiknya untuk meraih kemenangan. 

Tak aneh ketika sebuah tesis mengatakan, bahwa kemana arah dukungan JK, kemungkinan besar akan memberikan efek kemenangan.

Tapi jauh lebih penting dari perspektif itu, akan terasa lebih manis dan asik ketika memandang JK sebagai sosok bapak bangsa yang mencintai ilmu pengetahuan yang tak berhenti belajar dan membaca buku. Sebab kebiasaan itulah yang menunjang potensi dan kemampuan yang dimilikinya selama ini sehingga berhasil menjadi salah seorang yang istimewa dalam perjalanan bangsa ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun