Mohon tunggu...
Ibnu Abdillah
Ibnu Abdillah Mohon Tunggu... Wiraswasta - ... kau tak mampu mempertahankan usiamu, kecuali amal, karya dan tulisanmu!

| pengangguran, yang sesekali nyambi kuli besi tua |

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Apa karena Anies Baswedan Pemimpin Jakarta?

1 Agustus 2019   14:03 Diperbarui: 1 Agustus 2019   14:13 502
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Salah satu konsekuensi logis dari, hampir semua, pemimpin adalah kenyataan, bahwa ia akan menjadi "tertuduh" utama atas segala kegagalan dari yang dipimpinnya. Memang begitulah realitasnya, bahwa segala keburukan yang terjadi adalah ia penyebabnya. Tak peduli hal itu sisa kepemimpinan sebelumnya dan ia sedang berusaha memperbaikinya. Pokoknya semua salahnya. Pokoke wes!

Hal itu pulalah yang dialami Anies Baswedan di Jakarta. Dengan bahasa sedikit hiperbolis, semuanya ditimpakan pada Anies, bahkan untuk hal-hal sepele yang mestinya selesai pada tahap RT/RW. Sementara saat Anies mengatakan, bahwa ada kebijakan sebelumnya yang tak bisa ia hindari, ada regulasi sebelumnya yang mengikat, ada peran pemimpin sebelumnya atas beberapa ketidak-nyamanan di Jakarta, ia lalu diserang. Dituduh suka menyalahkan dan berkelit. Padahal, beberapa kali juga ia memberikan apresiasi pada kerja pemimpin-pemimpin sebelumnya.

Agak berbeda ketika ada pemimpin yang kerap menuduh pemimpin sebelumnya sekaligus mengakui kerja sebelumnya sebagai kerjanya, tapi biasa-biasa saja. Bahkan dibela. Ada, kan, pemimpin yang suka ngulik-ngulik pemerintahan sebelumnya seperti proyek mangkrak, misalnya, dan kerap melimpahkan kesalahan kepada orang lain? Adem-adem saja, dan secara mati-matian masih dibela.

Standard ganda. Semacam ini, misalnya...

Di Jogja dan Bali, Gus Miftah sudah terbiasa mengisi pengajian di Club malam. Sebagai NU militan, ia memiliki ciri khas, gaya, dan cara untuk melakukan dakwah di tempat yang tak biasa. Lalu kenapa saat mau mengisi di Jakarta harus dihebohkan? Apakah karena Anies Baswedan pemimpin Jakarta?

Karya seni seharga 550 juta dengan ketahanan 11 bulan dinyinyir habis-habisan sementara pernah ada yang membeli dua pohon seharga 1,5 Miliar dan pohon plastik seharga 8 Miliar tapi seolah membanggakan. Bahkan mereka tak merasa kecolongan. Apakah karena Anies Baswedan pemimpin Jakarta?

Ada yang menyentil soal impor besi dan baja hingga membuat ngap-ngapan produk asli Indonesia, tapi kemudian di tuduh rasis karena dianggap memainkan isu etnis. Anehnya klaim rasis itu diikuti dengan kalimat "Wan Abud", "Onta". Bentuk lain dari rasisme yang disamarkan. Semacam maling teriak maling. Orang rasis menuduh rasis. Padahal, Anies itu inklusif. Bisa bergaul dan diterima oleh semua lapisan dan golongan masyarakat. Apakah karena Anies Baswedan pemimpin Jakarta?

Ada politisi, pengamat, bahkan pegiat seni yang levelnya turun menjadi sekelas buzzer dengan pandangan serampangan yang sukanya "direvisi" saat data yang disampaikan soal Jakarta salah dan merugikan junjungan, kemudian ngeles, mencari pembelaan dan pembenaran. Apakah karena Anies Baswedan pemimpin Jakarta?

Hoaks diproduksi, nyinyiran direproduksi. Soal enceng gondok yang ada di Brazil, dibawa ke Jakarta untuk untuk dijadikan menu santap bersama. Diviralkan sedemikian rupa. Soal kali di Bekasi yang penuh sampah, diangkut ke Jakarta untuk direproduksi dan mendegradasi pembangunan di Jakarta. Beberapa media pun dalam memberitakan soal kali di Jakarta, menggunakan foto-foto lawas yang membuat usaha merendahkan Anies semakin sempurna. Apakah karena Anies Baswedan pemimpin Jakarta?

Bahkan soal polusi dan udara Jakarta yang buruk dihajar sedemikian rupa secara nasional, dari tokoh hingga buzzer berkeliaran. Traffic Air Quality Index itu dinamis, maka pada saat yang bersamaan ada yang jauh lebih parah dibandingkan Jakarta (sebagaimana gambar di bawah). Silahkan check langsung ke situsnya. Kenapa tak seheboh dan tak senyinyir untuk Jakarta? 

Nyeseknya, ketika yang ikut komen adalah orang yang ikut menyumbang polutan di Jakarta, adalah mereka yang gak bisa jauh-jauh dari motor dan mobil pribadi, dan belum tentu membaca soal regulasi terkait polusi dan kendaraan bermotor. Lalu, apakah karena Anies Baswedan pemimpin Jakarta?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun