Mohon tunggu...
Ibnu Abdillah
Ibnu Abdillah Mohon Tunggu... Wiraswasta - ... kau tak mampu mempertahankan usiamu, kecuali amal, karya dan tulisanmu!

| pengangguran, yang sesekali nyambi kuli besi tua |

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Puan Maharani Langganan Hoax

18 Desember 2018   20:23 Diperbarui: 19 Desember 2018   11:48 8189
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Screenshot Facebook
Screenshot Facebook

Yang lebih bombastis lagi, ada akun bernama "Nanang Sugianto" dengan jumlah pertemanan hampir mencapai limit: 5000. Ia memosting gambar screenshot tersebut lalu membumbuinya dengan kalimat nyinyir (sebagaimana gambar). 

Anda tahu bagaimana respon netizen? Postingan itu dibagikan sebanyak sekitar 1.504 kali, dengan 871 komentar dan 1,2 ribu-an attachment dengan kemungkinan masih akan terus bertambah.

Screenshot Facebook
Screenshot Facebook
Screenshot Facebook
Screenshot Facebook
Baru dari postingan dua akun saja, hoax sudah menyasar ratusan ribu akun dan telah dinikmati oleh ratusan ribu manusia. Bagaimana dengan postingan lain yang tidak terlihat dan terbaca? 

Bagaimana sebarannya melalu WA ke WA? Luar biasa! Cukup untuk membunuh karakter seseorang seketika, sebab memang begitulah hoax itu dibuat dan mencari sasarannya.

Kemudian, hoax itu sudah terklarifikasi. Setidaknya melalui situs turnbackhoax.id (lihat disini) dan koran Jawa Pos pada rubrik "Hoax Atau Bukan". Secara gamblang disitu dijelaskan, bahwa tak pernah ada pernyataan Puan Maharani soal penghapusan pendidikan agama Islam. 

Laman operaind.blogspot.com (akun blog gratisan itu) adalah bodong, tidak jelas siapa penulisnya dan artikel itu adalah hasil comot secara serampangan dari statement Musdah Mulia yang dimuat di suaranasional.com. Musdah Mulia pun juga menegaskan, bahwa dirinya bukan kader PDIP. Ia hanya aktif sebagai Direktur Megawati Institute.

Screenshot
Screenshot
Intinya, informasi itu benar-benar hoax yang tak bisa dipercaya, sama sekali! Jadi jelas betul duduk persoalannya. Masalahnya adalah apakah klarifikasi itu kemudian dibaca kembali oleh orang yang sudah kadung termakan dengan informasi hoax itu? 

Parahnya, mungkin saja ada sebagian yang masih lebih percaya dengan informasi hoax semacam itu dibandingkan informasi yang valid!

Masalah yang paling mengkhawatirkan sebenarnya adalah munculnya kebiasaan menyebarkan informasi yang belum tentu kebenarannya, padahal hoax itu sudah jelas posisinya dalam hukum: positif maupun agama. Hoax itu merusak. 

Efeknya benar-benar merugikan, terutama bagi korban. Tak ada kabar bohong yang tidak merugikan pihak lain sebab ia telah menistakan moral dan agama, bukan diselewengkan seakan-akan membela agama!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun