Mohon tunggu...
Ibnu Abdillah
Ibnu Abdillah Mohon Tunggu... Wiraswasta - ... kau tak mampu mempertahankan usiamu, kecuali amal, karya dan tulisanmu!

| pengangguran, yang sesekali nyambi kuli besi tua |

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

19 April 2017: Real Madrid "Si Putih" Mengalahkan Bayern Munich "Si Merah"

19 April 2017   13:39 Diperbarui: 19 April 2017   13:58 958
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
http://www.goal.com/id-ID/match/real-madrid-vs-bayern-m%C3%BCnchen/2428333/preview

19 April 2017 adalah tanggal yang ditunggu-tunggu oleh masyarakat dunia, pecinta bola, terutama bagi para fans masing-masing karena di hari itu, tepat dini hari sekira pukul 01.45 WIB, akan dilangsungkan leg kedua perempat final Champions League. Melalui pertempuran yang, tentu saja, menegangkan dan bikinadrinalin terpacu dengan frekuensi lebih cepat, akan ada pemenang yang akan lolos melenggang ke tahap selanjutnya. Dan kita sudah mendapatkan jawabannya, tapi pagi, ketika supuh menjelang.

Duel klasik yang sarat gengsi, meski rivalitasnya tak se-ekstrim dengan musuh klasik di liga masing-masing (Real Madrid Vs Barcelona atau Bayern Munich Vs Borussia Dortmund). Bukan hanya siapa yang menang, tapi juga siapa yang lebih baik dan lebih pantas. Masing-masing tim bertabur bintang dengan harga selangit, tentu akan berusaha mati-matian dan akan memberikan sajian yang terbaik sebagaimana pada pertemuan-pertemuan sebelumnya. Menarik untuk ditunggu, apakah “Si Putih” atau “Si Merah” yang nantinya akan maju.

Masa tenang menjelang pertandingan pun begitu seru. Banyak analisa yang bertebaran, entah menjagokan “Si Putih” atau “Si Merah”. Semuanya dikuatkan dengan data-fakta masing-masing yang sama-sama masuk akal. Apalagi dibumbui dengan psywaryang, diharapkan, akan menciutkan sedikit nyali lawan. Tak kalah seru, sebagaimana memang seperti itu selalu, para fans dan pendukung masing-masing saling lempar analisa, saling lontar candaan dan meme,dan saling “menjatuhkan”. Meski sejatinya itu tak berpengaruh, tapi itulah “nikmatnya” sebuah pertarungan. Nikmatnya sebuah kompetisi, meniscayakan “konflik sosial”.

Dalam banyak survei dan analisa, “Si Putih” lebih diunggulkan karena ada tabungan kemenangan pada laga sebelumnya. “Si Putih” yang mulai melakukan peremajaan melalui nama-nama seperti Lucas Vasquez, Casemiro, Asensio, Danilo mulai menemukan ritme permainan dan tak “gugup panggung” bersama dengan pemain besar lainnya. Sehingga tetap tampak besar meski, pada kondisi tertentu, pemain-pemain bintangnya tidak bisa diandalkan. Berbekal kemenangan dan analisa berbagai survey itu, pluskeunggulan bertanding di rumah sendiri, memang patut untuk menjagokan Real Madrid “Si Putih”. Sang Arsitek, yang digadang-gadang akan menjadi pelatih masa depan yang hebat, tentu akan memutar otak agar keunggulan itu menjadi nyata di lapangan.

Tapi “Si Merah”, mempunyai pelatih dengan segudang pengalaman dan bisa antengketika berhadapan dengan situasi apapun. Bukan hanya sebagai pelatih yang tunjak sana-tunjuk sini, tapi ketika masih menjadi pemain, mentalnya sudah ditempa. Orang lapangan, begitulah Don Carlo. Bahkan Don Carlo pernah menangani “Si Putih” dan pernah membawanya merengkuh gelar “La Decima”, yang begitu didambakan sejak lama. Tentu saja, komandan “Si Putih” sekarang adalah junior Don Carlo, karena pernah bekerja sama dan menjadi asistennya. Pengalaman Don Carlo, didukung pemain hebat bermental baja, tentu akan menjadikan “Si Merah” tak bisa membuat “Si Putih” merasa nyaman. Tak bisa!

Tapi, bagaimanapun, analisa tetaplah analisa. Bisa nyata, bisa imajinasi semata. Sebagaimana bola, ia bisa menggelinding kemana saja. Atas bawah tak bisa jadi ukuran. Misteri bola itu, seperti misteri hidup. Siapa yang khusnul khotimah,ia-lah yang menang. Usaha tak pernah mengkhianati hasil, tak selamanya berlaku dalam bola. Tak mesti, dan tak tentu.

Laga Dramatis dan Emosional

Dan melalui laga yang dramatis tadi pagi, kita sudah mendapatkan jawabannya. Real Madrid “Si Putih” mampu menaklukkan perlawanan Bayern Munich “Si Merah” melalui laga yang sangat dramatis. Jantung berdetak kencang, dan para pendukung masing-masing duduknya semakin tidak tenang. Serasa ada jarum-jarum kecil yang menusuk-nusuk hingga gakbetah lama-lama duduk. Terutama ketika waktu normal (2x45 menit) sedang berjalan.

Semalam, pertandingan berlangsung tidak mudah. Terutama ketika “Si Merah” berhasil mencuri goal pertama lewat sepakan pinalti Lewandowski. “Si Merah” mulai bangkit dan memanas. Serangan rapi yang sedara awal dibangun, mampu sejenak menidurkan permainan “Si Putih” yang agakkacau di awal, meski pada paruh pertama mendapatkan tendangan terarah lebih banyak. “Si Putih” bermain lebih efektif, meski dalam beberapa momentum, membuat para fansnya hampir pingsan.

Semangat “Si Putih” kembali menyala, ketika melalui umpan crossingcantik Casemiro, Ronaldo mampu mendahului Lahm untuk menyundul bola yang mengarah ke sisi kiri gawang Neur. Stadion bergemuruh. Tapi, itu tak berlangsung lama, karena beberapa menit kemudian, melalui dramatisasi yang tak masuk akal, bola secara pelan mengoyak gawang Keylor Navas, hanya karena Sergio Ramos salah mengantisipasi bola. Terasa betul bagaimana raut wajah kecewa dan kesalnya sang kapten. Lewandowski, lagi-lagi berhasil menjadi hantu, yang keberadaannya mampu membuat lawan seperti buntu.

Unggul 2-1, membuat “Si Merah” semakin menjadi-jadi. Semangat dan optimism mereka tersulut kembali. Agregat menjadi sama. 3-3. Sistem agregat, akan membuat “Si Merah” semakin melambung kalau saja ia bisa memasukkan satu gol lagi, saja, karena dengan itu “Si Putih” harus memasukkan dua gol tambahan untuk bisa menang, sebab satu goal saja, “Si Merah” tetap unggul karena menang agregat kandang-tandang.

Namun akhirnya, blunderdibalas dengan blunder.“Si Putih” yang beberapa kali melakukan blunder,mampu dimanfaatkan dengan baik oleh “Si Merah” sehingga menghasilkan pinalti dan goal bunuh diri. Pada saat bersamaan, karena ketidak-hati-hatian dan bermain kasar, Vidal melakukan blunderdisaat genting dan menentukan. “Si Merah” kasar, dan berbuah kartu merah untuk Vidal.

Peta kekuatan pun berubah. “Si Putih” lebih diunggulkan, bukan karena bermain di kandang saja, tapi karena musuh sudah pincang. Hanya bermain dengan sepuluh orang, tim kesepuluhan. Tentu tak mudah menghadapi kepincangan itu. Sebab ketika posisi kekuatan masih imbang, bisa saja “Si Merah” akan menggempur habis-habisan terutama karena mental sudah terangkat dan secara permainan lebih tersusun rapi. Akhirnya, bermain dengan sepuluh orang, adu kekuatan pun terasa pincang. Tapi itulah permainan. Waktu normal selesai, skor masih bertahan. 2-1, dan akhirnya dilanjutkan di babak tambahan.

Banyak orang bilang, sehebat apapun sebuah tim, akan tetap pincang ketika bermain dengan sepuluh pemain. Ternyata benar, dan petaka pun terjadi. Ronaldo hattrick, melesakkan 3 goal plusAsensio. Marcelo, tampil begitu menawan. Sementara itu, “Si Merah” mulai kehilangan arah, semangat sudah rendah meski tidak menyerah. Apalagi stamina pemain yang cenderung lebih “dewasa”, sulit mengimbangi kegesitan pemain-pemain muda yang dimilik “Si Putih”.

Sampai peluit panjang ditiup, “Si Putih” memastikan kemenangan atas “Si Merah” dengan skor meyakinkan 4-2, sehingga agregat menjadi 6-3. Sama-sama melakukan blunder,tapi “Si Merah” melakukannya dengan cara kasar. Kasar, tentu masih debatable,karena dari tayangan Vidal menandang bola terlebih dulu. Tapi ketika hakim sudah memutuskan, semuanya harus menerima. Kalau wasit menganggap sebagai pelanggaran, apa mau dikata?

Bukan Tentang Pilkada

Tulisan ini tentang bola, bukan tentang Pilkada, yang secara kebetulan juga akan berlangsung beberapa jam setelah laga Real Madrid “Si Putih” Vs Bayern Munich “Si Merah”. Pilkada “lokal”, yang mampu menguras tenaga orang secara nasional. Sama-sama “Si Putih” Vs “Si Merah”, dan sama-sama bertarung untuk leg kedua. Bukan pula soal agama, ini hanya soal preferensi saja. Soal agama maksudnya? Ada Zidane dan Karim Benzema melawan Frank Ribery! Hahaha. Kita masih tinggal di bumi yang bulat. Percayalah! “Gila lo, Ndro. Bola bawa-bawa agama!”.

Apakah hasil pertandingan Liga Champions itu akan menjadi representasi kemenangan di Pilkada, atau anggaplah ia akan menjadi, semacam, isyarat kosmos untuk melihat siapa yang akan melenggang? Tidak mesti, dan tidak tentu. Misteri bola, apakah akan selaras atau tidak dengan misteri Pilkada? Tidak mesti, dan tidak tentu. 

Tapi yang penting dan sudah pasti, dalam konteks keindonesiaan tentunya, “Si Merah” dan “Si Putih” tak perlu saling menegasikan. Pendukungnya tak perlu lagi gontok-gontokan,apalagi ini hanya soal bola. Sebab ketika digabungkan, “Si Putih” dan “Si Merah”, akan tercipta harmoni dalam bingkai NKRI, dalam satu kesatuan bernama Bendera Merah-Putih! Tidak lucu, berantemhanya karena perbedaan pilihan klub sepak bola. Karena Zidane bisa manis dengan Don Carlo, dan para pemain dari masing-masing saling bersalaman, akur dan selesai.

Kita Indonesia, Merah-Putih isinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun