Mohon tunggu...
Kimmy ahmad
Kimmy ahmad Mohon Tunggu... Guru - Guru

Penulis jalanan, hanya ingin berbagi tulisan yang disenangi semua orang.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Sayang yang Lain

1 Februari 2022   18:31 Diperbarui: 1 Februari 2022   18:32 235
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Sayang yang lain..

*************

Terukirlah cerita lama yang melukiskan suatu  anomali alam..
Memudarkan paradigma cendikiawan yg bertahtakan pengetahuan...
Lukisan manusia dalam bentuk kesombongan dan ketawadhu'an...
Mendaratkan seuntai senyuman penuh kepalsuan..
Atau menghinakan diri untuk suatu pengorbanan..

Bangunan hati tercipta melalui tempaan baja dan api..
Menara cinta menjulang tinggi bermetamorfosis candi..
Selami semua yang sudah dan sedang terjadi...

Wahai manusia...
Dunia dan akhirat bukan tempat persamaan..
Dunia lahanmu untuk menanam dan menciptakan kehidupan..
Akhirat tiada dituju tanpa suatu awalan..
Bagaimana mungkin tercipta angka ratusan dan ribuan..
Kalau angka satuan tidak kau bilangkan..

Sayang ini bukan suatu kesamaan..
Tapi sayang ini menjelma karena proses perjalanan..

Dunia membuat akhirat terpisah jika kau menjauh dalam kesunyiaan...
Akhirat itu tempat menikmati hadiahmu dalam Firdaus jannah ...
Begitu juga jangan kau lupakan ia juga menghujam ke panas jahannam...

Sayang...ini beda bukan sama..
Keduanya berimbang dalam penciptaan..
Saling jalin menjalin dalam 2 kutub yang berlawanan..
Dunia tercipta untuk akhirat..
Dan akhirat menunggu manusia dalam putusan yaumul hisab..

Sayang...itulah skenario Tuhan yang utuh untuk membuat film spektakuler..
Menayangkan lakon bermilyaran masa tiada mungkin terukur..

Hidupmu yang mengharu biru..
Menjelajah setiap waktu berpeluh nafsu..
Bukan salah dunia yang memburu..

Hidupmu yang bahagia syahdu..
Menampilkan iman dalam kalam rindu..
Bukan kebetulan dunia
mengistimewakanmu..

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun