Mohon tunggu...
Musri Nauli
Musri Nauli Mohon Tunggu... Administrasi - Media Ekspresi untuk melihat problema hukum, gejala-gejala sosial dan alam kosmologi Rakyat Indonesia

Saya mencatat peristiwa disekitar saya yang sering diperlakukan tidak adil. Dari kegelisahan saya, saya bisa bersuara. Saya yakin, apa yang bisa saya sampaikan, akan bermakna suatu hari nanti.\r\nLihat kegelisahan saya www.musri-nauli.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Prosesi Lamaran Halilintar-Aurel

15 Maret 2021   21:55 Diperbarui: 15 Maret 2021   22:02 156
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Bahkan "kekuatan" dari ninik mamak yang datang (pihak lelaki) akan "diuji" dengan kekuatan dari ninik Mamak yang tinggal (pihak perempuan). Biasa juga dikenal dengan "silat lidah". 

Salah saja ninik Mamak yang datang, bisa-bisa "pintu rumah" tidak dibuka. Dan terus berdiri ditengah laman (halaman). 

Namun begitu kecewanya saya melihat rangkaian prosesi pernikahan. 

Kata-kata sambutan yang sama sekali "kering" dan praktis tidak ada satupun kata-kata Melayu. Bahkan tidak ada sama sekali kebudayaan yang hendak ditampilkan. Menampakkan adiluhung kebudayaan Minangkabau. 

Belum lagi berpidato sambil memegang teks. Prosesi yang paling ditabukan oleh "ninik Mamak" dari Keluarga laki-laki. 

Alangkah eloknya acara "semegah" dan disaksikan oleh jutaan pasang mata Rakyat Indonesia benar-benar dipersiapkan dengan baik. 

Dengan menghadirkan "ninik Mamak" yang kaya akan pengetahuan dan tatacara lamaran. 

Padahal disetiap kota-kota, terdapat berbagai perkumpulan Minangkabau. Mereka menguasai tatacara lamaran lengkap dengan seloko, petatah-petitih, pantun yang menampakkan adiluhung Minangkabau. Dan media televisi dapat mempersiapkan dengan baik. 

Sehingga pernyataan dari televisi yang menyiarkan acara dengan alasan "Bagian dari sebuah budaya yang ada di Indonesia" adalah akal-akalan untuk menepis tudingan berbagai pihak terhadap acara.

Dan kita melewatkan sebuah prosesi budaya yang akan dikenang oleh anak-anak milenial. Terutama penggemar Atta Halilintar. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun