Mohon tunggu...
Musri Nauli
Musri Nauli Mohon Tunggu... Administrasi - Media Ekspresi untuk melihat problema hukum, gejala-gejala sosial dan alam kosmologi Rakyat Indonesia

Saya mencatat peristiwa disekitar saya yang sering diperlakukan tidak adil. Dari kegelisahan saya, saya bisa bersuara. Saya yakin, apa yang bisa saya sampaikan, akan bermakna suatu hari nanti.\r\nLihat kegelisahan saya www.musri-nauli.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Ahmad Dhani

31 Agustus 2018   23:06 Diperbarui: 31 Agustus 2018   23:39 1030
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Menyimak kiprah Ahmad Dhani (Dewa) akhir-akhir ini yang menimbulkan polemic dan mengganggu nalar. Pernyataan yang kemudian menjadi heboh kemudian menimbulkan kontroversial. Mengapa seorang Ahmad Dhani kemudian malah berhadapan dengan Banser di Surabaya. Sebuah paradok.

Padahal ketika Dewa "dituduh" menghina dalam poster Laskar Cinta tahun 2005, justru Ahmad Dhani kemudian mengadu kepada Gusdur. Gusdur kemudian menenangkan persoalan sehingga tidak berkepanjangan. Sejak itu Ahmad Dhani kemudian menganggumi Gusdur.

Membicarakan Dewa tidak dapat dipisahkan dari Ahmad Dhani. Seorang tokoh music yang mumpuni dan pernah dinobatkan sebagai Tokoh Muda abad 20-an oleh media massa awal tahun 2000.

Sebagai musisi, Dewa kemudian melewati zaman keemasan. Lihatlah lagu-lagunya mampu mengoyak-ngoyak hati sang Pujangga. Lihatlah album seperti Dewa 19 (1992), Format Masa Depan (1994), Terbaik-terbaik (1995), Bintang Lima (2000), Laskar Cinta (2004), "Perempuan Paling Cantik di Negeriku Indonesia" (2008) dan "Bukan Cinta Manusia Biasa" (2009).

Syair-syairnya melambangkan "kedalaman makna'. Lihatlah "Kamulah Satu-satunya". Laras hati Berkelana iris janji. Mengukir bisikan. Bisikan memacu hasrat. Desir-desir mimpi Isyaratkan legit dunia. 

Kamulah satu -- satunya. Yang ternyata mengerti aku. Maafkan aku selama ini. Yang sedikit melupakanmu.  Sgala santun Yang kau endap dijiwaku Tak terisap dulu Kini kecapkan sesalku. Anyaman cintamu. Terkoyak buram mataku

Atau syair Lagu "Kangen". Kutrima suratmu. `Tlah kubaca dan aku mengerti. Betapa merindunya dirimu. aKan hadirnya diriku. Didalam hari-harimu Bersama lagi.
Kau tanyakan padaku. Kapan aku akan kembali lagi. Katamu kau tak kuasa. Melawan gejolak didalam dada. Yang membara menahan rasa.  Pertemuan kita nanti. Saat bersama dirimu.
Lagu romantic yang membuat istriku kesengsem dan terus dinyanyikan waktu kami kuliah dulu.

Lihatlah "Arjuna Mencari Cinta". "Sudah kudaki gunung tertinggi. hanya untuk mencari dimana dirimu. sudah kujelajahi isi bumi hanya untuk dapat hidup bersamamu. sudah kuarungi arung samudra. hanya untuk mencari tepat berlabuh. mutapi semakin jauh ku mencari cinta semakin aku tak mengerti

Atau "Sedang ingin Bercinta'. Setiap ada kamu.. mengapa jantungku ini. Berdetak lebih kencang. Seperti genderang mau perang. Setiap ada kamu. mengapa darahku mengalir lebih cepat. Dari ujung kaki ke ujung kepala. Setiap ada kamu..otak ku berpikir. Bagaimana caranya untuk berdua bersama kamu

Namun puncak dari "kedalaman sufi-nya" dapat dilihat dari bait-bait syair Lagu "Laskar Cinta". Laskar cinta.. sebarkanlah benih-benih cinta.. Musnahkanlah virus-virus benci..Virus yang bisa merusakkan jiwa.. Dan busukkan hati.. Laskar cinta.. ajarkanlah ilmu tentang cinta.. Karena cinta adalah hakikat Dan jalan yang terang bagi semua manusia. Jika.. kebencian meracunimu.. Kepada... manusia lainnya... maka sesungguhnya iblis... sudah berkuasa atas dirimu. Maka.. jangan pernah berharap.. aku.. akan mengasihi.. menyayangi.. Manusia manusia.. yang penuh benci.. seperti kamu...

Syairnya Laskar Cinta melambangkan kedalaman hakekat cinta kepada manusia. Lihatlah bait-baitnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun