Mohon tunggu...
Musri Nauli
Musri Nauli Mohon Tunggu... Administrasi - Media Ekspresi untuk melihat problema hukum, gejala-gejala sosial dan alam kosmologi Rakyat Indonesia

Saya mencatat peristiwa disekitar saya yang sering diperlakukan tidak adil. Dari kegelisahan saya, saya bisa bersuara. Saya yakin, apa yang bisa saya sampaikan, akan bermakna suatu hari nanti.\r\nLihat kegelisahan saya www.musri-nauli.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

Makna dan Diksi

8 Agustus 2018   17:29 Diperbarui: 8 Agustus 2018   18:05 910
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(sumber: pixabay.com)

"Si Jago merah melalap hutan di California"

Pikiran.com, 11 Desember 2017

Judul provokatif dari media yang mengabarkan kebakaran hutan menggambarkan "keangkuhan" api yang membakar hutan di California akhir tahun lalu. Menghanguskan 180.000 ha dan menghancurkan 792 bangunan.

Secara sekilas berita yang diterima menggambarkan dahsyatnya api. Tidak terkendali dan mampu meluluhlantakkan hutan. Tidak terpikir kemudian si pengabar berita menggunakan kata "si jago merah". Perumpamaan raksasa api yang tidak mampu dikendalikan dan menggunakan kata "si jago merah".

Penggunaan "si jago merah" menggambarkan ketidakmampuan manusia mengendalikan api. Penggunaan kata "Jago" adalah kedigdayaan api yang membesar dan membuktikan api "lebih jago" dari manusia. Sebuah perumpamaan dengan padanaan kata dilekatkan "si jago merah". Kitapun menerima berita tanpa "reserve".

Penggunaan ungkapan "si jago merah" melambangkan penggunaan kata dengan efektif, terukur dan mampu menggambarkan imajinasi dari pembaca. Tanpa "reserver" dengan mudah kita menggambarkan bagaimana "ekor api' kemudian menjalar kesana kemari. Dibawa angina dan melalap apa yang bisa dibakar.

Ungkapan yang sering kita temukan dalam percakapan sehari-hari. Bahkan sering juga digunakan sebagai diksi kalimat untuk menggambarkan pikiran dari sang penutur agar mudah ditangkap pembaca.

Bangsa Indonesia mempunyai kekayaan istilah, perumpamaan, pepatah yang berjibun, dari Sabang hingga Merauke. Masyarakat mampu bertutur dengan penggunaan istilah atau perumpamaan yang kaya makna.

Dengan jernih suara lirih pemangku adat dikampung mampu menjelaskan literasi dengan baik. Mereka mampu bertutur sembari mengambil sehelai daun dengan memberikan perumpamaan.

Lihatlah bagaimana sikap tawadhu dengan perumpamaan ilmu padi. "Semakin berisi semakin merunduk". Atau "tetap menyebar kebaikan" dengan tetap menanam padi walaupun tumbuh rumput. Sebuah peradaban agung yang diwariskan turun temurun.

Ungkapan, istilah, perumpamaan, pepatah adalah tutur bahasa yang menunjukkan derajat bangsa. Dengan penggunaan ungkapan, perumpamaan, pepatah merupakan sebuah kalimat yang singkat namun sarat makna. Tanpa "reserve", pesan mudah ditangkap sekaligus mengukur daya khayal tinggi dari pemberitaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun