Mohon tunggu...
Musni Umar
Musni Umar Mohon Tunggu... -

Sociologist and Researcher, Ph.D in Sociology, National University of Malaysia (UKM)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Memelihara Optimisme Indonesia

15 Agustus 2015   20:05 Diperbarui: 15 Agustus 2015   20:05 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Dua hari lagi Indonesia akan merayakan HUT ke 70 tahun.  Setiap hari kita dijejali melalui media sosial berbagai komentar yang penuh dengan pesimisme misalnya ungkapan "Indonesia gagal".  

Mereka yang berkomentar pesimisme tentang Indonesia pada umumnya berpendidikan tinggi (sarjana), mantan aktivis pergerakan mahasiswa, aktivis lembaga swadaya masyarakat, pimpinan LSM yang mantan anggota DPR, mantan pejabat, kalangan akademisi, dan mereka yang terlibat mendukung salah satu calon Presiden dan belum beruntung, dan berbagai kalangan di masyarakat yang tidak puas kondisi ekonomi saat ini. 

Mereka yang tetap optimis tentang Indonesia, adalah para pejabat pemerintahan, mulai dari Presiden, Wapres, para menteri. dan seluruh jajaran pemerintahan di pusat dan daerah.  Walaupun ada juga yang pesimis terhadap kondisi Indonesia.  Juga tidak sedikit dari kalangan akademisi dan pengamat yang mencoba optimis tentang Indonesia.

Sebagai sosiolog yang bukan bagian dari pemerintah, yang banyak berbicara di media dan hampir setiap hari menulis, saya tetap optmis tentang Indonesia.

Setidaknya ada 5 (lima) alasan yang mendasari, saya tetap optimis dan terus mengobarkan optimisme di tengah-tengah bangsa Indonesia. Pertama, terinspirasi Alqur'an, surat Al Insyirah ayat 6-7 yang artinya "Sesungguhnya bersama dengan kesulitan, ada kemudahan, bersama dengan kesulitan, ada kemudahan".  Kalau para pejabat Indonesia bisa memanfaatkan kesulitan untuk memperbaiki diri dan sistem yang diamalkan,  maka kesulitan bisa dibalik menjadi peluang untuk bangkit dan maju.  

Kedua, terinspirasi ungkapan "If there is a will there is a way".  Bangsa Indonesia harus menancapkan nawaitu, tekad dan kemauan disertai kerja keras untuk bangkit dan maju., maka sesusah apapun keadaan, pasti ada jalan keluar.  Bangsa Indonesia saat memperingati 70 tahun Indonesia merdeka, harus tetap optimis dan bekerja keras sesuai profesi masing-masing.

Ketiga, optimisme merupakan bahan bakar untuk memotivasi diri untuk bekerja lebih keras untuk meraih kesuksesan.

Keempat, optimisme akan melawan pesimisme.  Jika optimisme menjiwai seluruh jiwa raga bangsa Indonesia, disertai kerja keras dan cerdas, maka bangsa Indonesia mempunyai peluang untuk maju.

Kelima,  Indonesia sangat kaya dengan sumber daya alam.  Jika pemimpinnya tidak mementing diri dan golongannya, bisa memimpin Indonesia, maka kebangkitan dan kemajuan tinggal menunggu waktu yang tidak lama.

Fokus dan Beri Bukti Nyata 

Richard Rende, profesor psikiatri dan prilaku manusia dari Brown Medical School and Butler Hospital mengatakan bahwa inti dari optimisme adalah memahami realitas situasi dan fokus pada hal-hal yang dapat dilakukan untuk membantu segalanya lebih baik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun