[caption id="attachment_384201" align="aligncenter" width="525" caption="Capung koleksi UC Silver seharga 48 juta (foto dindin)"][/caption]
Untuk beberapa hari ke depan saya berada di Bali. Seperti biasa setiap liburan tiba, pimpinan saya selalu punya agenda tetap, menjelajah Indonesia. Beruntungnya saya selalu diajak serta. Tugas saya hanya jadi juru potret, juru tulis, dan teman ngobrol selama dalam perjalanan. Sederhana bukan?
Kami berangkat dari Bandara Adisucipto Jogjakarta pkl. 07.25 WIB dan sampai di Bandara Internasional Ngurah Rai pkl. 09.40 WITA. Setiba di Denpasar kami disambut oleh Mas Yudha dan Mba Ari, tour guide yang telah kami kontak jauh-jauh hari sebelumnya.
Penjor Galungan
Bali baru saja merayakan Galungan. Aromanya masih tercium di setiap sudutnya. Lihatlah hampir di sepanjang jalan yang penjor masih banyak dijumpai. Terutama saat kawasan Batu Bulan dan Ubud. Penjor dengan segala pernak-perniknya hampir terpasang di depan setiap rumah warga.
[caption id="attachment_384202" align="aligncenter" width="560" caption="Jalanan di Bali bersih dan elok (foto dindin)"]
Menurut pak Nyoman sopir yang mengantar kami, umat Hindu di Bali saat hari raya Galungan pada umumnya membuat penjor. Penjor Galungan ditancapkan pada Hari Selasa/Anggara wara/wuku Dungulan yang dikenal sebagai hari Penampahan Galungan yang bermakna tegaknya dharma. Penjor dipasang atau ditancapkan pada lebuh didepan sebelah kanan pintu masuk pekarangan.
[caption id="attachment_384203" align="aligncenter" width="560" caption="Penjor bisa dijumpai di sepanjang jalan di Bali (foto dindin)"]
Tujuan pemasangan penjor adalah sebagai swadharma umat Hindu untuk mewujudkan rasa bakti dan berterima kasih kehadapan Ida Sanghyang Widi Wasa. Penjor juga sebagai tanda terima kasih manusia atas kemakmuran yang dilimpahkan Ida Sang Hyang Widi Wasa. Bambu tinggi melengkung adalah gambaran dari gunung yang tertinggi sebagai tempat yang suci. Hiasan yang terdiri dari kelapa, pisang, tebu, padi, jajan dan kain adalah merupakan wakil-wakil dari seluruh tumbuh-tumbuhan dan benda sandang pangan yang dikarunia oleh Hyang Widhi Wasa.
Penjor yang dipasang bentuknya semua sama, namun menurut Pak Nyoman kualitasnya berbeda-beda. Materialnya kebanyakan dibuat dari janur kelapa, namun ada juga yang dibuat dari bahan yang khusus didatangkan dari Sulawesi. “Bisa jutaan pak ongkos pembuatannya” kata Pak Nyoman.
Capung Seharga 48 Juta
[caption id="attachment_384204" align="aligncenter" width="560" caption="Gerbang UC Silver, keren banget (foto dindin)"]
Memasuki kawasan Batu Bulan kami mampir ke pusat kerajinan perak UC Silver. Tempat ini unik. Lihatlah desain gedungnya futuristik dan dirancang detail. Mulai dari gerbang masuk sampai area dalam sungguh sangat menawan. Yang menarik pengunjung diperbolehkan melihat secara langsung proses pembuatan perhiasan perak yang berada di lantai dasar. Ratusan pekerja tampak sibuk mengolah bahan baku ederhana menjadi pernak-pernik unik seperti cincin, gelang, bros, atau bentuk lainnya yang bernilai seni tinggi. Dan inilah yang disukai oleh turis-turis mancanegara karena di UC Silver proses produksinya mengandalkan keahlian tangan, bukan mesin. Selain di ekspor ke Amerika, UC Silver juga mengirim hasil kerajinan Perak ke beberapa negara di benua Eropa.
[caption id="attachment_384205" align="aligncenter" width="560" caption="Proses produksi pembuatan perhiasan di UC Silver (foto dindin)"]
Setelah melihat proses produksi, kami diajak menuju galeri. Sangat kontras dengan aktivitas di ruang produksi yang tampak sederhana dan apa adanya, galeri UC Silver memajang berbagai koleksi perhiasan yang harganya membuat saya berpikir puluhan kali untuk membelinya.
Mulai dari harga ratusan ribu sampai ratusan juta semua dipajang di sana. Saya sempat menimang-nimang bros berbentuk capung. Tampaknya sederhana, tetapi ketika saya melihat banderol harganya tertera angka Rp. 48.377.000. Ckckck. Di ujung galeri lebih banyak lagi koleksi-koleksi perhiasan perak lain yang harganya mencapai ratusan juta. “Kalau Bapak beli bros ini untuk istri, harganya jangan sampai dilepas. Kalau perlu dilaminating jadi kelihatan harganya kalau dipakai” seloroh Mba Ari tour guide kami. Saya hanya terkekeh.
[caption id="attachment_384206" align="aligncenter" width="560" caption="Berfoto bersama di depan galery (foto dindin)"]
Hotel Grand Whiz, Nusa Dua Bali 20 Desember 2014.