Mohon tunggu...
Muslihatun Pandu
Muslihatun Pandu Mohon Tunggu... Guru - Guru

Guru di SMPIT Darul Muhsin NWDI Tanjung dan di SMPN 2 Labuhan Haji, Penulis buku antalogi, Guru blogger, Guru penggerak dan Guru pegiat literasi. Bergabung di komunitas KGBN LOMBOK TIMUR, Komunitas PPMN(Perkumpulan Penulis Motivator Nasional) Komunitas Gebrakan Motivator Literasi Digital (KGLMD)

Selanjutnya

Tutup

Tradisi Pilihan

Geger Nyongkolan Setelah Pandemi Covid-19

14 Mei 2022   20:10 Diperbarui: 14 Mei 2022   20:38 1212
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Nyongkolan adat sasak. Nyongkolan merupakan tradisi masyarakat sasak setelah acara akad nikah dan tasyakura dilakukan. 

Acara nyongkolan ini dilakukan untuk menyatukan keluarga mempelai laki-laki dan keluarga mempelai perempuan. Pada waktu kegiatan berlangsung masyarakat biasanya  membawa pengantin diiringi dengan gamelan /gendang belek, cilokak/kecimol, hadrah dan ada juga yang diiringi dengan grup drumbeen. 

Namun berbeda dengan hari ini. Setelah masa pandemi Covid-19 acara nyongkolan jarang dilakukan bahkan tidak pernah karena adanya larangan untuk berkerumunan. Masyarakat lebih banyak berdiam diri di Rumah. Apalagi jika ada keluarga yg mendapat musibah atau acara tasyakuran. 

Mereka takut nanti adanya Masyarakt yang terjangkit penyakit Covid-19. Karena itulah jarang ada yang melakukan kegiatan nyongkolan atau acara besar lainnya. Termasuk tasyakuran yang banyak mengumpulkan keluarga. 

Ketika habis shalat ashar bersama anak-anak di Ponpes Darul Muhsin aku ditelpon sama Pak Suami di suruh pulang cepat karena bocil ku menangis. Yang kebetulan hari ini jadwal piket ku di Sekolah. Ya mau tidak mau aku harus minta izin pulang cepet karena bocoil ku menangis. Ternyata sesampai di Rumah suami sudah tidak ada karena ikut menyambut pengantin. Dan betul saja suara tabuhan Kecimol nyongkolan bergaduh ria di jalan raya sampai mobil dan motor yang lewat terhalang karena banyaknya orang. 

dokpri
dokpri

dokpri 
dokpri 

dokpri 
dokpri 

dokpri 
dokpri 

Kegiatan sangat pesat terjadi hari ini, setelah beberapa tahun lalu masyarakat dihantui dengan rasa takut akibat Covid- 19.

Acara nyongkolan yang ditakuti banyak orang sekarang sudah mulai terlihat lagi. Acara nyongkolan yang begitu ramai karena ini yang pertama kalinya dilakukan di Desa Kami setelah sekian lama pakum akibad Covid. 

Acara nyongkolan hari ini diiringi dengan tiga barungan, ada dua barungan Kecimol/Cilokak, dan satu barungan Gendang Belek/Gamelan.

Banyak masyarakt yang mengiringi  karena antusiasnya melihat tiga barungan grup Kecimol dan Gendang Belek bertabuhan bersuka cita, semua masyarakat geger mendengar suara tabuhan itu. Sampai gang di Depan Rumah Ku dipadatai masyarakat sekitar. 

Walau demikian masyarakat tetap menjaga jarak mematuhi protokol kesehatan. Banyak polmas dan mabinsa yang mengiringi supaya tidak terjadi keributan. Karena biasanya kalau tidak ada petugas keamanan para pemuda biasa melakukan keributan di tengah keramaian iringan pengantin berjogetan di tengah jalan. 

Kejadian yang tak diinginkan pun terjadi setelah pengantin nyampai di halaman Rumahnya. Para pemuda berjoget ria sehingga menimbulkan keributan. Adu mulut antara pemuda yang berjoget saling bersahutan sehingga amukan massa pun terjadi. Akhirnya tabuhan gendang dan Kecimol dihentikan saat itu jua. Semua masyarakat bubar. Pengantin pun segera bersalaman bersama Orang Tua dan Keluarga lainnya, bergegas segera pulang ke Rumah Suaminya. 

Cerita hari ini

#Salam Literasi

#Guru bloger dan pegiat literaai

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Tradisi Selengkapnya
Lihat Tradisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun