Mohon tunggu...
Muslifa Aseani
Muslifa Aseani Mohon Tunggu... Momblogger Lombok

www.muslifaaseani.com | Tim Admin KOLOM | Tim Admin Rinjani Fans Club

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Sudahkan Damai Ibadah Kita Setiap Ramadan

13 Maret 2025   11:21 Diperbarui: 13 Maret 2025   11:25 208
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kadang, solo trip mengajarkan rasa menerima yang luas. Dokpri

Teluk Dalem, Lombok Utara. Sebagai seorang Muslim, saya selalu menantikan datangnya bulan Ramadan. Selain menjadi waktu yang penuh berkah, Ramadan juga memberi saya kesempatan untuk memperbaiki diri, baik secara spiritual maupun mental. Saya menyadari bahwa puasa bukan hanya tentang menahan lapar dan haus, tetapi juga tentang menjaga keseimbangan emosi serta meningkatkan kesehatan mental.

Satu: Meningkatkan Kesabaran dan Pengendalian Diri

Puasa mengajarkan saya untuk lebih sabar. Ketika rasa lapar mulai terasa atau ketika emosi mudah terpancing, saya belajar untuk mengendalikan diri. Saya menyadari bahwa dengan menahan diri dari hal-hal negatif, seperti marah atau kesal, saya bisa menjaga ketenangan batin. Ramadan benar-benar membantu saya melatih kesabaran dalam menghadapi berbagai situasi, baik dalam pekerjaan maupun kehidupan pribadi.

Dua: Mengurangi Stres dan Kecemasan

Dalam kesibukan sehari-hari, saya sering merasa stres dengan berbagai tekanan, baik dari pekerjaan maupun kehidupan sosial. Namun, selama Ramadan, saya merasa lebih tenang. Pola makan yang lebih teratur, ditambah dengan ibadah yang lebih intens, membuat saya lebih fokus dan tidak mudah cemas. Saya juga menyadari bahwa saat berbuka puasa bersama keluarga atau teman-teman, ada rasa kebersamaan yang mampu mengurangi rasa stres yang sering saya alami.

Saat solo trip, belajar bahwa spot publik bukan milik sendiri. Dokpri
Saat solo trip, belajar bahwa spot publik bukan milik sendiri. Dokpri

Tiga: Meningkatkan Kualitas Tidur

Salah satu hal yang saya rasakan selama Ramadan adalah perubahan pola tidur. Awalnya, saya khawatir akan merasa lebih lelah karena harus bangun untuk sahur. Namun, saya justru merasakan bahwa tidur saya menjadi lebih berkualitas. Dengan mengurangi begadang yang tidak perlu dan lebih sering berdoa sebelum tidur, saya merasa lebih segar saat bangun. Ini membantu saya menjalani hari dengan lebih positif dan bersemangat.

Empat: Memperkuat Hubungan Sosial dan Emosional

Ramadan memberi saya kesempatan untuk lebih dekat dengan keluarga dan teman-teman. Saat berbuka bersama atau shalat tarawih berjamaah, saya merasakan kebersamaan yang mempererat hubungan sosial saya. Momen-momen ini membantu saya merasa lebih didukung secara emosional dan mengurangi rasa kesepian yang kadang saya rasakan di luar bulan Ramadan.

Lima: Meningkatkan Rasa Syukur dan Kebahagiaan

Salah satu pelajaran terbesar yang saya dapatkan selama Ramadan adalah rasa syukur. Dengan berpuasa, saya lebih memahami bagaimana rasanya hidup dengan keterbatasan, seperti yang dirasakan oleh mereka yang kurang beruntung. Hal ini membuat saya lebih menghargai makanan, kesehatan, dan kebersamaan dengan orang-orang terdekat. Saya merasa lebih bahagia karena bisa berbagi dengan orang lain, baik dalam bentuk makanan, sedekah, maupun doa.

Kesimpulan

Ramadan bukan hanya tentang menahan lapar dan haus, tetapi juga tentang membangun kesehatan mental yang lebih baik. Melalui latihan kesabaran, pengurangan stres, peningkatan kualitas tidur, penguatan hubungan sosial, dan rasa syukur yang lebih besar, saya merasa lebih tenang dan bahagia. Ramadan mengajarkan saya untuk tidak hanya fokus pada diri sendiri, tetapi juga pada kebahagiaan dan kesejahteraan orang lain. Dengan menjalani Ramadan dengan niat yang tulus, saya yakin bahwa manfaatnya akan terasa jauh setelah bulan suci ini berakhir.

*Teluk Dalem, Lombok Utara, Kamis 13 Maret 2025

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun