Palu, Sulteng. Hari ke-2 di kota Palu, menuju hari pelaksanaan Kelulusan Digital Access Program (DAP) 2024 NTB, akhirnya sampai juga saya di kompleks Museum Negeri kota Palu.Â
Berada di kelurahan Kamonji, sebenarnya secara jarak tidak terlalu jauh. Cek di fitur peta online, akses jalan kaki sekitar 2km saja. Namun, karena masih ingin datangi pasar tradisional juga, saya memilih naik ojol.
Kunjungan pertama yang paket combo. UPT Taman Budaya dan Museum Sulawesi Tengah (Sulteng) berada di satu lokasi, pun satu bangunan perpustakaan. Tak sampai 10 menit, saya sampai dari hotel di jalan Sriwijaya, terhitung salah satu sudut pusat kota Palu.
Batu prasasti peresmian Museum kota Palu. Di sisi kanan penanda ini, terdapat 2 area taman yang asri. Dokpri

Dari bandara Mutiara sendiri, jarak tempuh 5km bisa dicapai sekitar 15 menit berkendara. Dari pelabuhan Pantoloan, jarak 22 km bisa dicapai sekitar 50 menit (contekan dari brosur museum).
Kota Sejuta Megalith, Palu, Sulteng
Ibu Dewi, dan sebagian siswa magang, kami wefie dengan pose 'Mari Sayangi Museum Kita'. Dokpri

Ibu Dewi, Kasi Pelestarian dan Pengembangan Museum Sulteng, yang kebetulan saya temui langsung saat sedang asyik menikmati koleksi buku di perpus, menyebutkan koleksi megalith di museum hanya replika saja.
"Iya, sebagian memang tidak terlalu lama. Namun, megalith asli berusia ribuan tahun, masih bisa mbak temui di lokasi asli seperti Lembah Boa dan yang lainnya," demikian ibu Dewi merespon keingintahuan saya, mengapa satu arca batu alat penguburan bertanda tahun 1992.
Salah satu koleksi arca yang dipajang di halaman museum yang asri. Dokpri

Suci Anastasya dan Amanda Amelia Saputri, dua dari total 20 orang siswa yang sedang magang di museum, segera ketikkan nama mereka.Â
Saya minta, sebagai penambah kelengkapan jejak digital, satu waktu mereka sedang di dalam ruangan yang penuh dengan sejarah Palu, Sulteng secara khusus. Juga sejarah banyak daerah lain di Indonesia yang tersimpan di sudut perpustakaan.
Niat Blusukan Pastrad Nyasar ke Paskop
Yang bergelatakan di depan saya, saat selesaikan tulisan ini di hp. Dokpri
