Mohon tunggu...
Muslifa Aseani
Muslifa Aseani Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Momblogger Lombok

www.muslifaaseani.com | Tim Admin KOLOM | Tim Admin Rinjani Fans Club

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Superhero Nusantara atau Negara Koboy?

20 Juni 2022   16:29 Diperbarui: 20 Juni 2022   16:33 266
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sebagian ilustrasi superhero, hasil pencarian dengan kata kunci 'superhero favorit kompas' di mesin pencari Google. SS hasil pencarian.

Iya, begitulah saya memulai ulasan tentang superhero favorit. Jujur, saat ini, saya bingung memilih, apakah superhero yang saya sukai yang versi Indonesia atau yang berasal dari Barat? (baca: Amerika Serikat-AS). Bagaimanapun, secara fakta, belum ada satu pun film superhero nusantara yang saya tonton. Kontras dengan daftar tontonan dari AS. Semua seri Transformer, Spiderman, sebagian Marvels, telah menjadi tontonan bersama sekeluarga.

Apa lantas superhero barat menjadi favorit saya? Tidak juga. Saya menonton lebih karena mengikuti tren. Biar tidak terlalu ngang ngong (istilah baru Gen Z untuk kudet) saat nimbrung di obrolan atau diskusi tentang film superhero. Meski begitu, selalu ada terselip pula satu dua film yang saya gagal paham walau sudah menonton dan bahkan berulang. Salah satunya, seri StarTrek. Yang mampu saya ingat cuma karakter-karakter yang aneh, 'perwakilan' dari banyak 'spesies' di semesta. Nama-nama tokohnya? Entah.

Pentingkah Memiliki Sosok Superhero Favorit?

Di banyak referensi, anjuran memiliki sosok idol ditengari dapat memantik sisi-sisi produktif seseorang. Tentu mengekor dari kebiasaan-kebiasaan baik dari sosok idol tersebut. Bagaimana dengan sosok idol superhero?

Pengantar di event KOMIK selintas menggambarkan secara sederhana, sisi baik dari daftar superhero yang umumnya dikenal di Indonesia. Superhero dari tokoh pewayangan misalnya. Jargon 'Otot Kawat, Tulang Wesi' identik dengan Gatotkaca. Jargon yang menunjukkan kekuatan superhero nusantara ini. Keuletannya bertarung melawan musuh dan ketangguhan badan super kuatnya di setiap pertempuran. Berikutnya, superhero dari komik. Garis merah dari semua sosok pahlawan super ini, mereka adalah orang-orang terpilih, kuat di caranya masing-masing dan di barisan terdepan pembela kebenaran.

Bagi saya, tiga hal dasar umum inilah yang membuat kita memang sebaiknya memiliki satu sosok superhero favorit.

Pertama, kita jadi turut belajar untuk menjadi Orang-Orang Terpilih. Untuk ini, tak ada proses yang mudah. Jamaknya pemeo, 'Banyak Jalan menuju Roma', begitu pulalah sebaran jalan berproses menjadi yang terpilih ini. Saya meyakini, ketika kita sampai di titik menerima sisi-sisi terbaik kita, di situlah kita telah mulai siap menjadi sosok yang terpilih.

Kedua, kita bisa Kuat dengan cara kita masing-masing. Persis seperti pembuka tulisan, jujur, saya tidak terlalu hapal keunikan dan kekuatan dari masing-masing sosok superhero yang dijadikan contoh. Baik di tulisan saya ini, atau pun di pengantar event KOMIK. Gatotkaca, ya tergambar dari jargon di atas. Hulk, kekuatan super ketika dia berubah menjadi manusia raksasa warna hijau dan berkolor hijau (eh..). Thor, lekat dengan senjata 'gada'nya (eh, palu atau gada sih?). Sisanya? Saya harus membaca atau menonton ulang lebih serius, untuk bisa menuliskannya ulang.

Ketiga, kita bisa turut di barisan terdepan pembela kebenaran. Kebenaran yang mana? Tergantung. Umumnya ya yang berpatokan pada kaidah, norma, hukum positif atau Kode Etik Jurnalistik (eh, lho). Bedanya kita dengan superhero, kita gak jadi tokoh film. Namun, standar kebenaran, umumnya sama di banyak belahan dunia. Dengan kita memiliki sosok idol superhero, kita inshaAllah akan selalu berada di momen memilih: yakin mau jadi jahat, atau, tegak, teguh hati, memihak pada kebenaran.

Sosok Superhero Memicu Kekonsistenan Menjadi Manusia Baik

Terlepas dari menonton film superhero nusantara atau dari luar negeri, menurut saya, satu garis merah yang bisa digaris-bawahi adalah: manusia baik itu eksis di lintas jaman.

Di Lombok, salah satu dongeng masa kecil, menokohkan Gerantang sebagai sosok manusia baik. 'Lawan'nya adalah saudara kandungnya sendiri, Cupak, digambarkan sebagai seseorang yang rakus, tak bisa dipercaya dan serba mau menang sendiri. Kisah latarnya, penyelamatan Putri Raja yang berhasil dilakukan Gerantang, namun hendak diakuisisi Cupak. Penutupnya, putri bersaksi bahwa Gerangtang-lah yang menyelamatkannya, bukan Cupak. Meski begitu, Gerantang yang baik, tidak menjahati balik kakaknya. Bahkan merangkulnya dan mengajaknya tinggal bersama di istana raja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun