Mohon tunggu...
Muslifa Aseani
Muslifa Aseani Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Momblogger Lombok

www.muslifaaseani.com | Tim Admin KOLOM | Tim Admin Rinjani Fans Club

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Melodi Nusantara Mendunia bersama Sound Of Borobudur

11 Mei 2021   21:55 Diperbarui: 11 Mei 2021   22:06 1269
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kisah Untuk Ramadan. Sumber ilustrasi: PAXELS

Wah, namanya unik-unik semua ya. Sungguh maha karya, bagaimana tim SoB menelusuri alat-alat musik yang terpahat di 200 relief Candi Borobudur, serta berada di 40 panil. Akan semakin terbayang megahnya, jika tim SoB dibantu musisi-musisi daerah, memetakan jenis serta kategori dari masing-masing alat musik di atas. Lalu data tersebut didigitalkan, sehingga kerja besar tim SoB sungguh bisa mendunia. Berkat data digital yang tersimpan baik, bukti sejarah tak terbantahkan di relif Candi Borobudur dan eksisitas alat-alat musik itu sendiri di budaya daerah-daerah se-Indonesia.

Perenungan saya begitu dalam, sampai kemudian sedikit tersentak. Heh! Tak Salah nih?! Medley Lagu Tiktok! Astagaaa .. Tapi, tapi, anak-anak auto merapat ke laptop saya. 

"Wah, Bunda sekarang tiktok an juga?"

"Haahhh..Nggaaaakkk...Tuh, sedang dimedleykan musisi-musisi Sound of Borobudur..."

"Haaahhh, Borobudur?  Candi Borobudur yang itu? Koq mainan tiktok?"

"Bukaaannnn ... Sini dah, bunda ceritain ...."

Nah, sekarang, jadi bisa menyelipkan juga kisah kesenian jaman baheula, kemegahan Borobudur dan kerja keras tim SoB ke generasi tiktok. Iyap, per September 2020, tercatat ada 100 juta pengguna smartphone yang mengunduh aplikasi ini. Bagaimana jika ada satu lagu aransemen ulang nan rancak, ritmis, khas generasi Tiktok, lalu dipakai oleh para pengguna. Efek viralnya, menurut saya, akan cukup membantu. Satu catatan penting lainnya, generasi tiktok sekalipun, bisa menjadi satu jembatan penghubung. Seni musik Indonesia telah berakar lama dan menembus lintas zaman serta generasi.

Usai terkaget-kaget dan nyambi berkisah tentang sejarah SoB ke anak-anak, kini saya kembali mulai asyik sendiri. Lagu-lagu ciptaan musisi-musisi yang tergabung di SoB, kini sedang mulai dipentaskan. Ada gubahan Dewa Budjana. Lalu, ada pula aransemen dari Purwa Caraka. Huwwwa, bangganya jadi warga negara Indonesia. Dua musisi Indonesia yang tak terbantahkan karya-karya hebatnya, tetap selalu produktif berkarya, meski di tengah pandemi. Semakin membanggakan, lagu-lagu dibawakan dengan iringan belasan alat musik, rekonstruksi dari sekitar 400 alat musik yang terpahat di relief Candi Borobudur. 

Belakangan diketahui, 400 alat musik tersebut, terdapat pula di 34 provinsi se-Indonesia. Juga 40 negara, diantaranya India, Thailand, Mesir dan Tiongkok. Tentang ini, menarik banget buat menyimak diskusi di video berikut:

MasyaAllah, tontonan yang sangat berkualitas. Puas sekali menghabiskan 4 jam, menyaksikan langsung pertunjukan musik istimewa. Turut merasakan langsung jiwa dari masing-masing alat musik yang dimainkan para musisi di SoB, berdendang bersama walau via layar gadget, juga menyelipkan kisah tersebut ke anak-anak. Perlahan, pembawa acara mulai menyampaikan kalimat-kalimat penutup. But wait, kenapa nama saya disebut? MC acara meminta saya menyanyikan satu lagu daerah suku Sasak Lombok lainnya, Angin Alus.

Watta, bagaimana ini? Like, seriously? Tapi, itu memang benar-benar lagu favorit saya. Lagu pengantar tidur anak-anak, juga pelipur rasa rindu ketika jauh dari Gumi Sasak (tanah Sasak, Lombok).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun