Mohon tunggu...
Muslifa Aseani
Muslifa Aseani Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Momblogger Lombok

www.muslifaaseani.com | Tim Admin KOLOM | Tim Admin Rinjani Fans Club

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Maaf Mamah, Sungkem Kami Masih Virtual

9 Mei 2021   19:13 Diperbarui: 9 Mei 2021   19:16 569
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Studio Terbaik Dengan Mamah Mertua, Lebaran dan Ngepasi Ultah 1Thnya Si Bungsu. Dokpri

Tangan halus dan suci | Telah mengangkat tubuh ini | Jiwa raga dan seluruh hidup| Rela dia berikan - Lirik Lagu 'Bunda' - Potret, Cipt. Melly Goeslow.

Dear Mamah, Lebaran mau datang lagi ni Mah. Tapi maaf, kami masih tidak bisa pulang. Sungkem ke Mamah, ke Mbah Putri, semua Bulik, Paklik dan adik-adik sepupu. Selain kami ingin jadi warga negara yang patuh, kami juga tidak ingin menjadi penular virus Covid-19. Kami masih ingin Mamah, Mbah Putri dan semua keluarga besar di Semarang, sehat-sehat selalu. Jauh-jauh dari si Corona.

Dear Mamah, kami di Lombok baik-baik saja. Dua cucu Mamah juga alhamdulillah sehat. Si sulung sudah gadis Mah. Dia 17 tahun di 11 hari yang lalu. Adiknya masih SD, tapi bongsor. Mereka berdua suka makan. Sekolahnya juga lancar, walau belum masuk setiap hari. Puasa mereka juga alhamdulillah lancar. Jadi, Mamah yang tenang ya. Kami di Lombok, alhamdulillah senantiasa sehat. Tidak kurang apapun. 

Dear Mamah, meski tidak bisa pulang kampung, banyak tradisi Lebaran Mamah kami jaga bersama. Tahun lalu, alhamdulillah bisa memasakkan anak tunggal Mamah, cucu-cucu Mamah, opor telur, ayam, tahu dan tempe. Ada juga sambal goreng kentang dan hati. Ketupatnya juga ketupat daun kelapa. Yang belum bisa saya masak, Sambal Kerecek. Nanti, kalau akhirnya bisa mudik (entah kapan), tolong ajari cara memasak Sambal Kerecek ya Mah.

Dear Mamah, ada juga 'warisan' Mamah yang selalu saya pegang. Bahkan, seringkali terselip di banyak tulisan. Kuning yang cantik dari masakan opor Mamah, berkat kunyitnya yang dibakar lebih dahulu. Warna opornya jadi kuning terang, tidak lagi kuning pucat. 'Warisan' yang lain, seperti mengiris tipis cabe merah besar untuk Sambal Goreng Kentang dan Hati, belum bisa saya jaga. Saya nggak sabar Mah. Rasanya sudah cukup irisan seadanya dan masih terlihat sebagai irisan cabe merah besar. Nggak apa-apa ya Mah.

Dear Mamah, di tengah pandemi begini, semoga Mamah jarang-jarang sakit ya. Anak tunggal dan menantu Mamah lagi jauh di Lombok. Jadi nggak ada yang nemenin kalo lagi sakit. Semoga segelas besar teh manis panas kesukaan Mamah, masih selalu berhasil seperti biasanya. Berhasil membantu mengurangi perut sebah Mamah. Berhasil juga membantu mengembalikan tubuh pegal Mamah, setelah seharian bekerja.

Mamah, tak bisa panjang lagi nih nulis suratnya. Kita saling berkirim doa dulu saja ya Mah. Salim sungkem, peluk dan cium pipi, kita saling berkirim online dulu. Nanti bisa numpang WA video call di HPnya bulik. Senang sekali melihat lagi wajah cantik Mamah. Penuh senyum dan tawa. Mudah-mudahan, tahun depan bisa melihat semuanya langsung. Aamiin.

*Selong 9 Mei 2021

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun