Mohon tunggu...
Muslifa Aseani
Muslifa Aseani Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Momblogger Lombok

www.muslifaaseani.com | Tim Admin KOLOM | Tim Admin Rinjani Fans Club

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Kurindu Ciumi Punggung Tanganmu, Ibu

16 April 2021   08:17 Diperbarui: 16 April 2021   08:23 786
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ramadhan 2021 tanpa bersalaman dan menyalami. Olahan pribadi

Sungguh, Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa (QS. Al Hujurat 13)

Hati siapa yang tak gerimis. Ada 'ritual' yang akan mulai hilang. Tak ada bersalaman usai ucapkan salam, tanda berakhirnya sholat. Tak ada pula bersalaman keliling, usai jemaah satu masjid tuntaskan ibadah lima waktu, pun sunnah tarawih. Apa daya. Pandemi Corona masih memaksa kita semua berjarak. Saling memaklumi. Demi saling menjaga sehat. Ikhtiar bertahan hidup dan tidak dijemput ajal yang 'ketumpangan' Covid-19.

Begitulah. Dua kebiasaan yang kini dirindukan sangat. Tadinya biasa. Tadinya sekadar untuk tak dibilang ansos -- anti sosial. Nyatanya, sekarang, tua pun muda, siapa pun kita, menyimpan genggaman hangat. Hanya dan selalu, di hati.

Saat Gotong Royong Tersisa di Buku Pelajaran, Akankah Disusul Bersalaman?

Subuh tadi, saya masih mendengar kata 'gotong royong' diungkapkan. Seorang pengurus masjid, yang berpindah ke komplek pemakaman umum kota kelahiran saya. Beliau sedang menghimbau para peziarah kubur, untuk menyisihkan sebagian rezeki mereka. Rencanya, dibutuhkan donasi sekitar 6 jutaan rupiah, untuk membeli spandek kualitas nomor satu. Spandek akan dipasang di kompleks pemakaman, demi menambah nyaman para peziarah.

"Kita bangga, kompleks pemakaman kita sekarang lebih bersih. Berkat gotong royong Anda semua, menyisihkan rezeki ...." Ya. Terbetik haru. Di sebagian wilayah, semangat gotong royong masih eksis.

Semangat yang juga ditunjukkan nyata. Seorang tetangga dekat meninggal. Lokasi rumah duka berada di gang yang sempit. Tetangga lain yang masih berhalaman luas dan lokasi rumah di pinggir gang yang lebar, memberi ruang untuk terpasangnya terop. Tetangga lain, menyapu dan menyirami, agar para pelayat juga mendapatkan kenyamanan dan merasa sejuk di tengah duka.

Sesekali menyendiri tentu menyenangkan. Namun, kita mahluk sosial, yang tak suka sendiri. Dokpri
Sesekali menyendiri tentu menyenangkan. Namun, kita mahluk sosial, yang tak suka sendiri. Dokpri
Selebihnya, 'gotong royong' seringkali hanya terbaca di buku-buku pelajaran. Syukurlah, sekali dua, terbaca pula di judul atau isi berita media online pun offline. Lalu, apakah bersalaman akan bernasib sama?

Ramadhan 2021, kita mulai berhitung menuju tahun kedua. Ketika bersalaman atau berpelukan lebih dihindari. Ya tentu saja karena kita sedang sama-sama mencegah, bahkan memutus rantai penularan pandemi. Namun tetap juga, rasa masygul dan agak tak rela hati, terjadi.

Ini Yang Saya Rindukan di Momen Ramadhan 2021

Beberapa hal yang saya rindukan di Ramadhan 2021, rasanya hanya yang ketiga yang masih mungkin dilakukan. Dua yang pertama, tentu bisa juga. Namun, entah kapan.

Tuhanku, ajarkan kami pandai bersyukur. Pada tahun lalu, kami meratap di pintu rumah-Mu, dan tetap pula harus kembali sholat di rumah dulu. Tahun ini kami kembali ramai di setiap sudut rumah-Mu, namun tangan-tangan kami rapat di tubuh. Tiada salam kepada imam-imam kami. Para tetua di kampung kami. Pada anak-anak kami dari tetangga fulan dan fulana. Salam-salam kami terlantun di udara, beriringan dengan doa. Jadikan kami semua manusia yang selamat dari ujian pandemic. Jadikan ajal kami, tetap diusung dan diiringi dzikir keluarga, tetangga, serta handai taulan. Amin

  • Ketiadaan bersalaman antar jemaah masjid atau musholla. Iya, meski tak masuk dalam 5M protkes, bersalaman masih dihindari sebagian besar orang. Saya? Sesekali, karena buncah rindu, mengabaikan ini. Lalu menjabat erat tangan sahabat dan saudara, bahkan memeluk mereka erat. Namun kemudian, kembali saya harus menahan diri. Terutama saat bepergian jauh, lintas kota. Bukan karena enggan, lebih demi mencegah dan memutus penularan Corona.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun