Lombok Selasa 18 Agustus - Gili Tramena, satu dari banyak sebutan bagi tiga gili cantik, di sisi utara Lombok. Singkatan yang ini, gabungan dari Trawangan, Meno dan Air. Tiga pulau kecil, dengan berbagai aktifitas pantai menyenangkan. Menjadikannya sebagai destinasi wisata kelas dunia, juga masih menjadi destinasi prioritas bagi setiap wisatawan yang baru pertama kali kunjungi Lombok.
Gili Tramena semakin unik, karena sejak diberlakukannya PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) efek pandemi Corona, tiga gili ini tetap menjadi Green Zone (Zona Hijau). Sayangnya, status area hijau yang tidak berguna.
Hampir semua properti pariwisata, sama menderitanya dengan semua jenis usaha yang terpukul selama pandemi. Ketika masih berada di sana, di pekan ke3 Pebruari untuk event Gili Start Up Innovatif atau Sinnova, semua sudut gili sudah cukup ramai. Tentu karena pembandingnya masa-masa sepi pascagempa Lombok, di Agustus 2018 lalu.
Gili Trawangan Bangkit di Perayaan 75 Tahun Indonesia Merdeka
Ain Husain (General Manager Gilisands), baru memutuskan berdiam di Gili Trawangan, sejak Maret lalu. Namun, semangatnya yang tinggi, menjadi latar dari berbagai kegiatan rutin, upaya membantu warga Trawangan tetap mendapatkan pendapatan.
"Sejak awal pandemi, Trawangan adalah zona hijau. Masih hijau sampai sekarang. Sayangnya, meski sudah mulai New Normal Life, pintu-pintu transportasi juga sudah dibuka semua, kunjungan ke sini masih saja sepi," buka Ain, di sela kesibukannya menyaksikan langsung lomba Panjat Pinang. Lomba penutup dari rangkaian perayaan kemerdekaan RI.
BPPD KLU (Badan Promosi Pariwisata Daerah Kabupaten Lombok Utara), GHA (Gili Hotels Association), HMA (Hotel Manager Association), AKU Chili Charity, Samba Villas, CV. Odeta, serta Gilisands sendiri, bekerja sama menggawangi event ini.
Peserta lomba yang dilibatkan, mulai dari anak-anak, para ibu, para bapak, sebagian besar adalah pekerja serta warga dari Trawangan sendiri. Demikian pula hadiah yang disiapkan, disesuaikan dengan peserta. Ada paket peralatan sekolah untuk anak-anak, dan paket sembako untuk para orang dewasa. Banyak pula voucher-voucher dari hotel-hotel, restoran, sampai resort-resort terbaik Trawangan.
Ain menyebutkan, bahkan khusus untuk Panjat Pinang saja, panitia menyiapkan hadiah senilai total dua juta rupiah.
"Di samping sedikit perayaan ini, kami juga rutin mengadakan weeked bazaar. Bazaar ini dibuka untuk siapa saja. Boleh berjualan pakaian, makanan, apa saja. Semoga bisa membantu mereka tetap memiliki pendapatan, untuk bertahan sampai pariwisata normal kembali," jelas Ain lebih jauh.