Mohon tunggu...
Muslifa Aseani
Muslifa Aseani Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Momblogger Lombok

www.muslifaaseani.com | Tim Admin KOLOM | Tim Admin Rinjani Fans Club

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Jangan Marah, Kamu Akan Masuk Surga

25 Mei 2018   12:27 Diperbarui: 27 Mei 2018   15:18 724
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Biar nggak marah, memang paling benar ya ngupi dulu. Ups. Dokpri

Kalimat menjanjikan bukan? Mengingat di surga, janji serba manis lainnya menanti. Semua yang serba enak-enak, terturutkan, bahkan hanya dengan memikirkannya saja. Lebih simpel daripada kantung dan pintu segala arah Dora Emon.

Ijinkan saya memakai kalimat judul di atas, sebagai satu dasar saya, bahwa takkan jadi masalah warung-warung makanan tetap buka selama bulan Puasa.

Tapi tunggu, sebagai yang tak suka berkonflik --(sudah lewat empat puluh ini, saatnya menikmati hidup, santai seperti di pantai), tetap saya mengapresiasi tinggi. Pada kebijakan yang menganjurkan ditutupnya warung-warung makan. Dus, karena sekarang tinggal dan menetap di Lombok, saya di bagian yang menerima. Meski, sempat rasakan, betapa sulitnya mencari makanan siap saji plus santap. Di jam-jam sebelum jam 5 sore, di sebagian besar wilayah Lombok.

Tak masalah untuk manusia dewasa, yang bisa mengganjal perut dengan berbagai makanan padat --selain nasi dan lauk pauk, di mart-mart an yang tetap buka. Namun, cukup mengganggu, bagi keluarga pekerja dengan balita. Keluarga yang menginginkan makanan --agak, sehat. Minimal, sepiring nasi hangat dan sayur segar semacam sup atau sayuran bening lainnya.

Senyum dua Dedare (gadis) Lombok cantik ini juga pas jadi peredam marah. Spot: grand floor Epicentrum Mall, Lombok. Dokpri
Senyum dua Dedare (gadis) Lombok cantik ini juga pas jadi peredam marah. Spot: grand floor Epicentrum Mall, Lombok. Dokpri
Lantas, di mana relasi dari kalimat judul dan sedikit pembuka di atas. Ya, mulailah dengan mengendalikan marah. Jika saja semua warung makan tetap buka seperti biasa, kemudian tampak lelaki dan perempuan dewasa masuk serta bersantap saat bulan puasa. Tunggu. Di hampir semua ajaran agama, diajarkan pula untuk menjaga berpikiran serba baik.

Bagaimana dengan berpikir, mungkin dua orang dewasa tersebut bukan muslim. Jika pun muslim, mungkin mereka berdua sedang berhalangan. Terus dan terus mengembangkan kalimat-kalimat baik, dan lelah sendiri (sebut saja Anda fulan, seorang muslim yang sedang berpuasa). Intinya, jangan marah, insyaAllah masuk surga.

Coba yuk, kembali ke euforia dari kasus penyitaan jualan Ibu Saeni di tahun 2016 dulu. Meski alhamdulillah, dua tahun berselang tak ada kejadian serupa, banyak daerah di Indonesia yang masih terapkan penutupan tempat-tempat makan.

Tidak masalah untuk penduduk setempat yang sebagian besar memang berpuasa. Akan jadi masalah, untuk daerah-daerah yang menjadi destinasi wisata. Di mana, tingkat kunjungan penduduk luar tinggi. Plus tentunya tetap membutuhkan kemudahan tempat makan, 3 kali sehari. Pagi, siang dan malam.

Di Lombok, sekian tahun anjuran menutup tempat makan berlangsung, akhirnya malah jadi terbiasa. Sederhana. Pedagang berpikir, sebagian besar masyarakat Lombok muslim dan berpuasa. Hitungan ekonomi yang juga simpel. Pembeli lebih banyak puasa, ya sudah, tutup dulu saja.

Masih dan masih, sliuet Rinjani dari banyak sisi di Lombok Timur. Makanya, jadi santai seperti di pantai. Warung makan buka atau tutup, nggak masalah ^^ Dokpri
Masih dan masih, sliuet Rinjani dari banyak sisi di Lombok Timur. Makanya, jadi santai seperti di pantai. Warung makan buka atau tutup, nggak masalah ^^ Dokpri
Sangat terasa di Lombok Timur, yang seperti di tulisan saya sebelumnya, memiliki penduduk muslim terbesar. Sedikit berbeda di ibukota propinsi, di kota Mataram. Dua mall terbesar masih tetap buka, Epicentrum (Epic) dan Mall Mataram (MM). Di Senggigi, beberapa resto yang melayani jadwal makan tamu agen tour travel, bahkan masih sediakan bir ringan. Tentunya tidak dari lemari atau meja display. Cukup minta dengan sopan ke pelayan resto. Sisi lain dari fakta bahwa Senggigi telah menjadi spot yang diakses berbagai pendatang. Lintas daerah, pun lintas negara. Multi agama pula.

Jadi, ayolah. Jangan marah, kamu masih mau masuk surga kan?

Wallahu'alam.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun