Mohon tunggu...
Muslifa Aseani
Muslifa Aseani Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Momblogger Lombok

www.muslifaaseani.com | Tim Admin KOLOM | Tim Admin Rinjani Fans Club

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Menjaga Puasa dan Tarawih Penuh di Serunya Ber-LDR Ria

16 Mei 2018   14:00 Diperbarui: 16 Mei 2018   14:13 865
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Si engkel merah dan masjid di rutinitas akhir pekan saya. Dokpri

Saya kembali menjadi ibu pekerja di lima bulan terakhir. Tak terasa. Tak terasa juga sudah jalani keterpisahan dengan keluarga kecil saya, pun keluarga besar, berjarak puluhan kilometer. Lokasi kantor di ujung barat Lombok, sementara tempat tinggal saya berada di ujung timur. Tepatnya, kantor di kawasan wisata Pantai Senggigi dan rumah keluarga di kota Selong, terpisah dua kabupaten. Timur, Tengah dan Lombok Barat. 

Akan tersebut sebaliknya, ketika di akhir pekan saya pulang dan berkumpul selama dua hari dua malam. Jalani Long Distance Relationship. LDR yang terbayar tunai, di setiap akhir pekan. Tepatnya, saya jalani sejak Nopember tahun lalu, sampai tulisan ini tayang.

Ekstra semalam, jika saya dapatkan pinjaman motor. Jadi, selain libur bekerja, kesempatan berkumpul dan bercengkerama menjadi dua hari tiga malam.

Tak terasa pula, Ramadhan menjelang. Rutinitas yang sudah mulai terasa asyik, agak menjadi kompleks. Bagaimana puasa anak-anak saya? Penuhkah tarawih mereka nanti? Praktis, empat pekan penuh saya masih lebih sering berada di Lombok Barat (Lobar).

Per4an kota Masbagik di Lombok Timur, latar Gunung Rinjani nyata di [agi yang cerah. Dokpri
Per4an kota Masbagik di Lombok Timur, latar Gunung Rinjani nyata di [agi yang cerah. Dokpri
Kekhawatiran yang hanya bisa saya sampaikah sepenuh hati di setiap percakapan batin. Saya percaya anak-anak akan tetap bisa menjalankan puasa sebulan penuh. Demikian juga ibadah tarawih mereka. Selebihnya, sebanyak mungkin doa serba positif.

Baru dua dari sekian banyak permasalahan klasik, berkait Ramadhan, kemudian perayaan kemenangan berpuasa sebulan di 1 Syawal nanti. Well, see? Satu Ramadahan -- kabarnya, baru akan dimulai malam  nanti. Masih berjeda sekira 5 jam kemudian, di waktu Indonesia tengah (WITA). Tarawih pertama, sahur pertama dan puasa hari pertama.

Jika saja Lombok memiliki BRT dengan jadwal PP Lombok Barat, Tengah dan Timur yang tepat waktu, tentu akan ringan bagi saya menyambut serba pertama Ramadhan bersama keluarga. Sayangnya, transportasi publik di Lombok sedang mati enggan hidup pun begitulah.

Lima enam bulan terakhir rutin pulang pergi (pp) ujung timur Lombok ke barat, serta sebaliknya, memulai perjalanan selepas subuh masih yang terbaik. Saat ini, opsi yang hanya bisa saya pilih ketika berangkat dari kota Selong, Lombok Timur (Lotim). 

Di bis mini, umum disebut engkel, teman seperjalanan saya seringkali para PNS atau ibu-ibu guru yang tersebar. Mulai dari kota-kota kecamatan di Lotim sendiri, sampai beberapa karyawan di dinas-dinas propinsi di kota Mataram. Perjalanan masih bisa tertempuh selama satu jam saja. Jadi, berangkat sekitar pukul setengah enam pagi, atau tepat di enam pagi, para karyawan dan guru-guru bisa sampai di kantor mereka tepat jam tujuh.

Jalur padat kota tua Ampenan, Lombok Barat. Jalur wajib saya saat mudik ke timur. Dokpri
Jalur padat kota tua Ampenan, Lombok Barat. Jalur wajib saya saat mudik ke timur. Dokpri
Sekarang, selama Ramadhan, pola 'mudik' saya masih akan sama. Yang berbeda, jika sebelumnya waktu menunggu di angkutan umum saya gunakan membaca buku. Kali ini, bacaan bisa saya alihkan dengan tartil Al-Qur'an. Target rutin lainnya. Sebisa mungkin mengulang khatam. 

Tiga hal rutin pokok, berulang selalu, setiap Ramadhan tiba. Beberapa Ramadhan klasik lainnya, menyanggupi permintaan anak-anak. Keutamaan mereka dapatkan baju lebaran baru.  Untuk kuliner, mungkin sekarang saya bisa penuhi target personal. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun